Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut pada bagian bawah yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas balita terutama di negara-negara berkembang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, pada tahun 2016 kejadian pneumonia pada balita tertinggi terjadi pada kota Banjarmasin dengan angka kejadian kasus sebanyak 5.945 balita (6,1%). Selama kurun waktu 2012-2016, angka kejadian kasus pneumonia pada balita tertinggi terjadi di kota Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara temperatur, curah hujan, kelembaban udara kecepatan dan arah angin dengan kejadian penyakit pneumonia pada balita di Kota Banjarmasin tahun 2012-2016. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain studi ekologi menurut waktu (time trend). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita pneumonia pada usia balita yang tercatat dalam laporan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita pneumonia pada usia balita yang tercatat dalam laporan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi iklim yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah temperatur (pvalue=0,016), curah hujan (p-value=0,045) dan kelembaban (p-value=0,029). Sedangkan variasi iklim yang tidak berhubungan secara signifikan adalah kecepatan angin (p-value=0,637), dan arah angin (p-value=0,148). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan agar masyarakat mengurangi aktivitas diluar rumah saat musim hujan ketika curah hujan meningkat dan menjaga kebersihan lingkungan.
 
 
Kata Kunci: Arah Angin, Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, Pneumonia, Temperatur