Proses penambangan PT Semen Indonesia (persero) Tbk yang bergerak dibidang industry semen meliputi penambangan batugamping dan tanah liat, mulai dari clearing, pengupasan lapisan top soil, drilling,  blasting, loading, hauling, dan dumping ke hopper. Setiap kegiatan tambang sangat perlu perhatian khusus dan pertimbangan yang baik, seperti pada proses penambangan dengan sistem peledakan benar-benar harus diperhatikan dilihat dari aspek pengaruh terhadap lingkungan dan masyarakat. Salah satu masalah yang terjadi di tambang adalah flyrock yang tidak diketahui jaraknya dan terkadang sangat jauh sehingga terkadang merugikan pihak tambang. Dari segi keamanan alat serta biaya operasional apabila pada saat peledakan, Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan prediksi dan penggunaan geometri agar dapat mengetahui jarak sesungguhnya dan memprediksi jarak flyrock utuk peledakan selanjutnya serta dapat memperpendek jarak aman. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 di quarry batugamping PT Semen Indonesia (PERSERO)Tbk. pabrik Tuban. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan meteran dan alat tulis serta kamera digunakan untuk dokumentasi. Pengujian dilakukan 25 kali di beberapa blok yang berbeda. Hasil dari pengukaran tadi digunakan untuk menghitung perbandingan 2 rumus menggunakan teori Ebrahim Ghasemi dan Richard & Moore dimana yang paling mendekati akan diuji di peledakan berikutnya untuk prediksi. Jarak lemparan terjauh dari 25 data yang diukur di quarry batugamping berada pada blok EE 17 dengan jarak 94 m dan jarak terpendek pada blok FF 17 yaitu 11 m. Dari perrhitungan dua rumus yang disesuaikan dengan lapangan didapatkan hasil rumus Ebrahim Ghasemi paling mendekati dengan Fd = 52196.02196(????-3,3688. ????-3,1693. ????????-2,6514. ????-1,0272. ????2,9474. (????????/Q)-2,7564) telah dilakukan pengujian ke 5 blok berbeda dengan hasil deviasi 0.901. Dengan ini jarak alat angkut bisa diubah kurang dari 300m.