DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Sistem Tataniaga Karet Rakyat Di Desa Sebamban Baru Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut
PENGARANG:I PUTU PAJENG SUTRA NEGARA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2021-05-22


Sektor perkebunan adalah salah satu sektor terbesar diindonesia. Perkebunan karet merupakan perkebunan yang dijadikan sebagai sumber pendapatan utama bagi masyarakat. Hal ini ditunjang pula dengan mata pencarian yang sebagian besar petani. Tujuan dari kajian ini ialah: (1) Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani karet yang terdapat di desa Sebamban Baru; (2) untuk mengidentifikasi sistem tataniaga yang terdapat di Desa Sebamban Baru; (3) untuk menghitung margin, farmer share, tingkat profitabilitas terhadap biaya serta tingkat efisiensi tataniaga; (4) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lembaga-lembaga tataniaga karet. Penelitian ini dijalankan di desa Sebamban Baru Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan adalah Metode stratified random sampling serta metode snowball sampling. Hasil penelitian terdapat  2 keluarga petani prasejahtera, KS l terdapat 6 keluarga petani, KS II terdapat 3 keluarga petani, KS lllterdapat 10 keluarga petani dan KS III+ terdapat 3 keluarga petani. Diketahui terdapat dua sistem tataniaga, saluran I: petani-pengumpul besar-pabrik dan saluran II: petani-pengumpul kecil-pengumpul besar-pabrik. Pada saluran I harga beli dipetani Rp 10.400/kg, harga jual kepabrik Rp 11.600/kg, margin sebesar Rp 1.200/kg, biaya pemasaran Rp 820/kg, keuntungan Rp 380/kg, dan farmer share 92,2%. Saluran II harga  beli dipetani Rp 10.400/kg, harga beli di pengumpul kecil Rp 10.700/kg, harga jual ke pabrik Rp 11.700/kg, total margin Rp 1.300/kg, total biaya pemasaran Rp 770/kg, keuntungan pengumpul kecil Rp 200/kg dan keuntungan pengumpul besar Rp 330/kg dan farmer share 91,4%. Tingkat profitabilitas terhadap biaya dalam saluran l yakni 46%, saluran II pada pengumpul kecil sebesar 200% dan pengumpul besar 49,2%. Efisiensi pemasaran dalam saluran l yaitu 7,06% dan saluran II yaitu 6,58%, jadi saluran yang lebih efisien adalah saluran II.Kendala yang dihadapi yaitu kualitas karet masih kurang baik atau tidak sesuai standar pabrik dan resiko penyusutan berat karet tinggi 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI