Penelitian ini dilatarbelakangi adanya permasalahan anak down syndrome yang mengalami masalah dalam bina dirinya salah satunya kemampuan buang air besar sehingga akan selalu bergantung pada orang disekitarnya, dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian toilet training anak down syndrome dengan menggunakan teknik modelling yang dibantu dengan penggunaan alat peraga balloon.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian SSR (Single Subject Research), desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah A1-B-A2 yang mana A1 merupakan fase baseline 1, B merupakan fase intervensi dan A2 merupakan fase baseline 2. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa down syndrome yang duduk di bangku kelas III sekolah dasar. Setting penelitian dilakukan di rumah subjek Sistem pencatatan data menggunakan observasi langsung dengan pencatatan data kejadian (magnitude) yang dibantu oleh tiga pengamat serta dokumetasi. Teknik analisis data menggunakan analisis visual grafik meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan kemampuan toilet training X kearah yang lebih baik, terbukti dari data yang diperoleh selama kondisi baseline 1 (A1), mean level sebesar 66%, kemudian selama kondisi intervensi (B) mean level sebesar 74.83% dan selama kondisi baseline 2 (A2), mean level sebesar 94.25%. Hasil overlapnya dari A1 ke B adalah 16% dan  B ke A2 adalah 0%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap kemandirian toilet training anak down syndrome, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya intervensi yang dilakukan peneliti menggunakan alat peraga balloon dengan teknik modelling memberikan pengaruh positif terhadap kemandirian toilet training anak down syndrome.