Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model GDL (Guided Discovery
Learning) pada materi hidrolisis garam kelas XI MIA MAN 1 Banjarmasin.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengindentifikasi perbedaan
kemampuan memecahkan masalah dan efikasi diri antara siswa yang mengikuti
pembelajaran materi hidrolisis garam model GDL (Guided Discovery Learning)
dengan model konvensional, serta respon siswa terhadap model pembelajaran
GDL (Guided Discovery Learning). Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian quasy experiment (eksperimen semu) dengan jenis desain
nonequivalent control group design. Sampel penelitian sebanyak 76 siswa yang
terdiri dari kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol dan XI MIA 2 sebagai kelas
eksperimen. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk kemampuan memecahkan
masalah siswa dan teknik non tes berupa angket untuk efikasi diri dan respon
siswa. Ada dua teknik yang digunakan dalam analisis data yaitu analisis
inferensial (uji normalitas, uji homogenitas, dan uji U (Mann Whitney) dan
analisis deskriptif. Uji-U (Mann Whitney) digunakan untuk menganalisis
perbedaan kemampuan memecahkan masalah dan efikasi diri siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol untuk mengetahui hasil dari penerapan model
GDL (guided discovery learning). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah yang signifikan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran model GDL dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model konvensional, (2) Terdapat perbedaan kemampuan
memecahkan masalah yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
model GDL dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
konvensional, dan (3) siswa memberikan respon positif pada pembelajaran
hidrolisis garam dengan menggunakan model guided discovery learning.
Kata kunci : kemampuan memecahkan masalah, guided discovery learning,
efikasi diri, hidrolisis garam.