Kata Kunci : Etnopedagogi, kepercayaan, estetika
Etnopedagogi terkait unsur kepercayaan digambarkan sebanyak delapan
belas kutipan, yaitu tentang kepercayaan-kepercayaan yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat dan selalu diajarkan turun-temurun kepada generasi
muda.
Pendidikan etnik terkait lingkungan hidup digambarkan sebanyak tujuh
kutipan, yaitu kutipan yang menggambarkan tentang pendidikan yang ada di
masyarakat Banjar khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup
masyarakat, kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungan sehari-hari seperti kehidupan
bertetangga, serta keadaan di sekeliling rumah masyarakat Banjar yang sering
ditanami buah-buahan, hal ini mengajarkan kepada generasi penerus supaya jika
pohon tersebut berbuah bisa saling berbagi kepada tetangga disekitar.
Kutipan tentang nilai estetika juga terdapat dalam kumpulan cerpen. Hal
ini tidak lepas dari pendidikan yang diajarkan oleh generasi yang terdahulu
kepada generasi muda mengenai nilai-nilai estetetika yang dianggap mengandung
keindahan bagi orang Banjar. Pendidikan etnik tersebut digambarkan sebanyak
enam kutipan, yaitu tentang hasil karya orang Banjar seperti pembuatan akar
jangang yang dapat dijadikan peci oleh mereka akar tersebut dianyam sebaik
mungkin agar yang menggunakan tidak merasa kepanasan jadi dianyamlah akarakar
tersebut dengan memberikan lubang-lubang kecil.
Pendidikan etnik terkait unsur ekonomi digambarkan sebanyak tujuh
kutipan, hal ini terkait dengan mata pencaharian orang Banjar. Mereka
mengajarkan cara menangkap ikan dengan mudah dan hasilnya banyak yaitu
dengan memasang lukah yang dibuat dari rautan bambu, serta cara mendapatkan
getah karet lebih banyak dengan melukai batang karet itu sedikit demi sedikit agar
batang pohon tidak cepat rusak dan mengarah kebawah agar getah tersebut dapat
mengalir ketempat yang disediakan.
Selain itu pendidikan etnik terkait unsur kesehatan yang ada dimasyarakat
Banjar juga tertuang dalam kumpulan cerpen. Unsur tersebut digambarkan
sebanyak dua kutipan, yaitu tentang penyembuhan secara tradisional yang
dilakukan oleh tokoh masyarakat seperti bapidara dengan menggunakan kapur
dan sirih agar anak tidak demam dan berhenti diganggu oleh makhluk gaib.