Medication error merupakan bagian dari patient safety karena keamanan dalam pengobatan telah menjadi indikator penting dalam keselamatan pasien. Prescribing erroradalah salah satu tahap dari medication error dan sebenarnya dapat dicegah dengan pengkajian resep sesuai persyaratan administratif, farmasetikdanklinis.Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan menghitung persentase kejadian prescribing error berdasarkan parameter persyaratan administratif, farmasetis dan klinis di Puskesmas Rawat Inap Tamban Kabupaten Barito Kuala periode bulan Januari-Desember 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental dengan rancangan crosssectional dan pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 374 lembar resep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prescribing error terjadi pada kategori persyaratan administratif meliputi tidak ada tanggal penulisan resep sebesar 0,53%, tidak ada nama dokter sebesar 12,30%, tidak ada paraf dokter sebesar 100 %, tidak ada ruang/ unit asal resep sebesar 70,86%. Kategori parameter farmasetik meliputi tidak ada bentuk sediaan sebesar 48,13%, tidak ada kekuatan sediaan sebesar 71,12%, dan ketidaktersediaan obat sebesar 4,01%. Kategori parameter klinis meliputi ketidaktepatan indikasi sebesar 0,27%, ketidaktepatan dosis sebesar 0,53%, ada duplikasi obat sebesar 0,53% dan potensi interaksi obat sebesar 9,09% (interaksi major 0,27%; interaksi moderat 6,95% dan interaksi minor 1,87%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa diketahui ada 11 jenis kejadian prescribing error pada total peresepan.

Kata Kunci: medication error, prescribing error, puskesmas, patient safety.