Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka stunting di Desa Sungai Durait tengah sebesar 36% di tahun 2020 yang tidak mencapai standar WHO yaitu 20%. Stunting merupakan bentuk gagal tumbuh kembang yang menyebabkan gangguan pertumbuhan linear pada balita akibat dari ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama, mulai dari masa kehamilan sampai 1.000 hari pertama kelahiran (HPK).

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi kebijakan penanganan stunting dan menjelaskan faktor penghambat implementasi kebijakan penanganan stunting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumetasi, dan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori Van Meter dan Van Horn yaitu standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi, karakteristik badan pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial dan politik, dan disposisi atau sikap para pelaksana untuk menganalisis bagaimana implementasi kebijakan penanganan stunting dalam rangka menekan tingginya angka stunting.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penanganan stunting sudah dilakukan dengan baik dengan mengacu pada Surat Keputusan Bupati HSU nomor 188.45/11/kum/2019 tentang koordinasi percepatan penanganan stunting di Kabupaten HSU, tetapi masih ada program dari kebijakan tersebut yang belum terlaksana secara optimal, seperti sosialisasi, pelatihan kader posyandu, dan perbaikan sanitasi lingkungan. Hasil dari penelitian disarankan : 1. Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi, 2. Meningkatkan pelatihan kader posyandu, 3. Perlunya pemilihan ulang kader dengan menetapkan standar umur dan pendidikan serta menguji pengetahuannya.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Penanganan Stunting