Salah satu kepercayaan yang melekat erat terhadap budaya Indonesia, khusunya masyarakat Dayak Meratus adalah ungkapan pamali atau pantangan larang atau tabu. Pamali merupakan sebuah kepercayaan dari nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun kepada anak dan cucu. Pamali dapat didefinisikan sebagai sebuah larangan agar tidak mengucapkan ataupun melakukan hal-hal yang dapat menghadirkan dampak buruk bagi dirinya sendiri maupun lingkungan.

Penelitian ini membahas tentang pamali dalam masyarakat Dayak Meratus Kecamatan Hampang Kabupaten Kotabaru. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, sebab data yang dihasilkan adalah berupa kata-kata atau ungkapan kalimat pamali yang diinterpretasikan melalui pendeskripsian dan pemaparan yang diperoleh dari penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Objek yang diteliti adalah pamali dengan berfokus pada struktur, fungsi, makna, dan resepsi masyarakat terhadap pamali dalam masyarakat Dayak Meratus. Data-data didapatkan dengan cara mengobservasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian memberikan interpretasi atau pemaknaan dan mengolahnya ke dalam beberapa kategori.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ditemukan dua struktur pamali yaitu pamali dengan struktur dua dan tiga bagian, fungsi pamali meliputi fungsi nasihat, fungsi kesehatan, fungsi pendidikan moral, fungsi pendidikan budaya, dan fungsi pendidikan agama. fungsi pendidikan. macam, yaitu makna tekstual dan makna resepsi yang terdalam berupa pengetahuan dan keyakinan yang masih kuat terhadap pamali yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Meratus Hampang. Kepercayaan terhadap pamali membuat kehidupan masyarakat Dayak Meratus Hampang menjadi lebih baik. Pamali juga merupakan hal yang penting untuk dilestarikan bagi masyarakat Dayak Meratus Hampang agar generasi mendatang dapat mengetahui dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.