Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Tumbuhan Belaran Tapah (Merremia peltata), Kilayu (Nephellium mutaible), dan Tampar Badak (Voacanga foetida). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin, quinon, tanin, steroid, triterpenoid, dan alkaloid di dalam tumbuhan belaran tapah (Merremia peltata), Kilayu (Nephellium mutaible), dan Tampar Badak (Voacanga foetida).

Potensi tanaman atau tumbuhan yang berkhasiat obat banyak tersebar di Indonesia, salah satunya di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Masyarakat yang tinggal di sekitar KHDTK ULM secara turun-temurun telah memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan obat tradisional baik sebagai tindakan pencegahan maupun sebagai pengganti obat medis. Kawasan ini terdapat beberapa jenis tumbuhan khas daerah Kalimantan Selatan yang berpotensi sebagai obat, seperti tumbuhan belaran tapah, kilayu, dan tampar badak.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Waktu yang diperlukan selama kurang lebih 3 bulan pada bulan Juli sampai Oktober 2020 untuk pegambilan data dan penyusunan hasil penelitian. Hasil uji kualitatif fitokimia diolah dalam bentuk tabulasi data dan dianalisis secara deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa yang paling banyak ditemukan adalah senyawa saponin, hampir semua bagian tumbuhan belaran tapah, kilayu dan tampar badak, kecuali di bagian batang tampar badak. Senyawa alkaloid, triterpenoid, steroid dan quinon ditemukan hanya di beberapa bagian akar, batang, daun dan kulit ditumbuhan belaran tapah, kilayu dan tampar badak, sedangkan flavonoid tidak terdapat sama sekali dalam semua tumbuhan.