Kota Banjarmasin merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki kondisi tanah yang didominasi oleh rawa. Seiring pertumbuhan kota Banjarmasin yang semakin pesat pembangunan gedung bertingkat dengan jumlah lantai lebih dari 2 lantai semakin meningkat. Permasalahan utama pada tanah lunak adalah daya dukung yang rendah dan penurunan yang tidak seragam. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan penelitian untuk mengatasi permasalahan tersebut. Caranya adalah memperpanjang pelat fondasi setiap kolom bangunan yang dihubungkan dengan fondasi tiang menerus dengan jumlah tiang 9, 18, 27, 36, 45, dan 54 tiang.

Penelitian ini dilakukan dengan membuat permodelan fondasi tiang lalu dibebani secara bertahap. Pemberian beban dan pembacaan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dalam pengujian tersebut adalah data beban dan penurunan. Selanjutnya data tersebut dibuat dalam tabel dan grafik, lalu dilakukan analisis dengan menghitung Qult dan penurunan teori, pengujian dan lapangan, membuat perbandingan Qult teori, pengujian dan lapangan, menghitung beban maksimum yang dipikul rumah 2 lantai, dan menganalisis Qult pengujian terhadap beban maksimum rumah 2 lantai.

Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tiang maka semakin besar juga peningkatan daya dukung fondasi. Daya dukung fondasi setempat lebih kecil daripada daya dukung fondasi menerus karena jumlah tiangnya lebih sedikit. Beban maksimum yang dipikul kolom rumah 2 lantai adalah sebesar 11,56 ton. Dari hasil Qult pengujian nilai yang paling mendekati dengan beban maksimum tersebut adalah nilai Qult yang berkisar antara jumlah tiang 27 sampai 36 buah. Hal tersebut berarti jika ingin membuat sistem fondasi rumah 2 lantai dapat dipasang tiang dengan jumlah tiang 27 sampai 36 buah dalam 1 sistem fondasi menerus.

Kata kunci: Daya dukung, penurunan, fondasi menerus, jumlah tiang, tanah lempung lunak