Embung atau waduk kecil adalah salah satu bangunan air yang berfungsi untuk menampung air yang berasal dari air sungai dan air hujan. Embung Kampung Banjar dibangun untuk mengatasi daerah resapan yang terganggu akibat pembukaan lahan dalam skala besar untuk pembangunan areal perkantoran pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Air hujan akan mengalami kesulitan pada saat infiltrasi. Sebagian besar air akan menjadi melimpas menuju wilayah yang lebih rendah di sekitar lokasi tersebut. Dampak jangka panjang dari pembukaan lahan ini adalah potensi bencana alam kekeringan dan kebanjiran. Hal itu yang mendasari perlunya dibangun embung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan air pada embung dan menghitung debit andalan yang bisa disediakan oleh embung untuk memenuhi kebutuhan air perkotaan.

Tahapan penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data, hasil, dan pembahasan. Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam perancangan ini adalah data debit terukur, data hujan, data klimatologi dan data karakteristik DAS. Tahapan analisis meliputi analisis evapotranspirasi dengan metode Penman Monteith FAO-56, kalibrasi dan simulasi debit ketersediaan air dilakukan dengan metode F.J. Mock, dan debit andalan dikerjakan dengan metode Weibull.

Hasil analisis ketersediaan air berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air di Embung Kampung Banjar yang terjadi dari bulan Januari sampai bulan Desember didapatkan debit tertinggi yang terjadi pada bulan Desember sebesar 0,28 m³/detik dan debit terendah terjadi pada bulan September sebesar 0,11 m³/detik. Debit yang dapat diandalkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku perkotaan dengan debit tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 0,20 m³/detik dan debit terkecil pada bulan September sebesar 0,06 m³/detik. Debit andalan yang tersedia di Embung Kampung Banjar ini diprioritaskan untuk simpanan air tanah, penyiraman hutan kota dan wisata di Kota Banjarbaru.

Kata kunci : ketersediaan air, debit andalan, Embung Kampung Banjar.