PERANCANGAN DINDING PENAHAN TANAH TIPE TURAP BERJANGKAR DAN TIDAK BERJANGKAR PADA LERENG HANDIL JEPANG DI KABUPATEN BANJAR

Vita Nuriyanti¹, Rusdiansyah²

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat

Jl. A. Yani km. 35,8 Kalimantan Selatan, Indonesia

Telp. (0511)4781730 Fax. (0511)4781730

Email: vnuriyanti@gmail.com¹, rusdiansyah74@ulm.ac.id²

                              ABSTRAK

Handil Jepang merupakan salah satu ruas sungai di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki peranan sangat penting yaitu sebagai ruas yang dijadikan sebagai lewatan air dari Sekumpul dan daerah lainnya yang kemudian di buang ke arah Martapura ujung. Namun kondisi topografi Handil Jepang saat ini terus mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat aliran air dengan debit yang besar menggerus lereng sungai. Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan terjadinya erosi di Sungai Handil Jepang. Maka dari itu perlu adanya perkuatan tanah berupa dinding penahan tanah.

Perancangan ini menggunakan dinding penahan tanah tipe turap berjangkar dan turap tidak berjangkar. Analisis overall stability dilakukan dengan bantuan aplikasi permodelan Geoslope/W 2018. Software ini akan mengeluarkan hasil stabilitas longsor secara keseluruhan dengan SF minimal 1,5.

Desain hasil perencanaan yaitu untuk tipe turap tidak berjangkar kondisi tanah asli kedalaman penetrasinya sebesar 14 m dengan profil turap U-shaped sheet pile tipe JFESP-6L dari baja dan Corrugated prestressed concrete sheet pile tipe W-500 dari beton. Sedangkan tipe turap tidak berjangkar kondisi tanah urugan Cempaka kedalaman penetrasinya sebesar 11 m dengan profil turap U-shaped sheet pile tipe JFESP-2 dari baja dan Corrugated prestressed concrete sheet pile tipe W-350 dari beton. Untuk tipe turap berjangkar kondisi tanah asli dan kondisi tanah urugan Cempaka desain perencanaannya sama yaitu  kedalaman penetrasinya sebesar 5 m dengan profil turap U-shaped sheet pile tipe JFESP-2 dari baja dan Flat Concrete Sheet Pile tipe FRC-320 dari beton. Desain jangkar yang digunakan yaitu diameter = 11; jarak jangkar (S) = 7,5 m; tinggi blok jangkar (h) = 0,75 m dan panjang baja jangkar = 6,5 m. Berdasarkan hasil analisis yang dibantu dengan software Geoslope/W 2018 didapatkan SF keseluruhan untuk DPT turap tidak berjangkar kondisi tanah asli dengan turap baja dan beton berturut-turut sebesar 1,242 dan 3,212. Sedangkan untuk DPT turap tidak berjangkar kondisi tanah urugan Cempaka dengan turap baja dan turap beton berturut-turut nilai SF sebesar 2,915 dan 5,949. Selanjutnya untuk DPT turap berjangkar kondisi tanah asli dengan turap baja dan beton berturut-turut nilai SF sebesar 2,885 dan 5,340. Sedangkan untuk DPT turap berjangkar kondisi tanah urugan Cempaka dengan turap baja dan turap beton berturut-turut nilai SF sebesar 2,430 dan 5,594. Semua angka keamanan turap memenuhi syarat yaitu > 1,5 kecuali turap tidak berjangkar baja pada tanah asli dimana angka keamanannya < 1,5 sehingga tidak memenuhi syarat. Selain turap pada perencanaan juga dibangun konstruksi walkway di belakang turap sebagai tambahan nilai fungsi bangunan. Desain perencanaan walkway yaitu digunakan pelat dengan lebar 4000 m, tebal 250 mm dan tulangan pelat D16-200 mm sedangkan untuk balok digunakan balok 400/600 mm dengan tulangan tumpuan atas 5D16, bawah 3D16 dan tulangan lapangan atas 5D16, bawah 5D16 serta sengkang Ø10-150 dan tulangan samping 2D16. Deformasi dan gaya dalam yang digunakan pada perencanaan penulangan walkway diperoleh dengan bantuan aplikasi SAP2000. Dimana dibawah struktur walkway didukung dengan fondasi tipe prestressed concrete square piles ukuran 200 x 200 mm dengan fc’ = 42 MPa sepanjang 9 m. Metode pelaksanaan fondasi yaitu dengan cara dipancang.

Kata kunci : Turap berjangkar dan turap tidak berjangkar, Overall stability, Angka Keamanan, Walkway