Konsep pembangunan berkelanjutan memuat pemikiran bahwa negara memiliki kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pertimbangan terhadap masalah perubahan iklim. Bank selaku institusi keuangan memiliki peran vital dalam rangkaian rencana pemerintah untuk keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Salah satu strategi yang dapat diterapkan sektor perbankan terkait isu keberlanjutan tersebut adalah melalui implementasi green bank.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Slack, Human Resource Slack, Sustainability Officer, dan Sustainability Committee terhadap pengungkapan green bankingserta menguji perbedaan pengungkapan green banking sebelum dan sesudah penerbitan POJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang keuangan berkelanjutan dari 12 perusahaan sampel sub- sektor bank yang terdaftar di BEI selama periode 2016- 2019.

Teknik analisis data yang digunakan merupakan analisis regresi linier berganda untuk menguji hubungan kausalitas antara variabel independen terhadap pengungkapan green banking, serta uji wilcoxon untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan sebelum dan sesudah terbitnya POJK Nomor 51/POJK.03/2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengungkapan green banking sebelum dan sesudah terbitnya POJK Nomor 51/POJK.03/2017. Selai itu juga ditemukan pengaruh signifikan sustainability committee terhadap pengungkapan green banking sedangkan variabel lainnya, Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Slack (FS), Human Resource Slack (HRS), Sustainability Officer (SO) ditemukan tidak memiliki pengaruh signifikan.