Pendidikan inklusif merupakan sebuah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik termasuk anak berkebutuhan khusus untuk mengenyam pendidikan yang sama seperti peserta didik pada umumnya. Tentunya, pendidikan inklusif membawa banyak perubahan bagi berbagai pihak. Perubahan-perubahan ini juga turut dirasakan oleh guru-guru SLB yang telah lama menjadi ahli didik peserta didik berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru SLB dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kalimantan Selatan yang berfokus kepada dua hal yakni kebijakan pendidikan inklusif dan keterampilan vokasional di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 7 orang guru SLB yang tersebar di beberapa SLB yang ada di Kalimantan Selatan. Data dikumpulkan melalui kegiatan wawancara dan pengisian angket. Setelah semua data didapatkan maka akan dilakukan analisis tematik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru SLB dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif terkait dengan kebijakan pendidikan inklusif meliputi (1) Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan PDBK untuk mengenyam pendidikan yang sama seperti peserta didik pada umumnya (pemahaman); (2) Kualitas implementasi kebijakan pendidikan inklusif di SPPI berbanding lurus pada seberapa lama inklusi di diselenggarakan (penilaian); (3) Mutasi PDBK dari SPPI ke SLB tidak menyalahi kebijakan namun harus dibenahi (tanggapan). Persepsi guru SLB dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif terkait dengan keterampilan vokasional yang ada di SPPI meliputi (1) Keterampilan vokasional sangat penting untuk meningkatkan kemandirian PDBK (pemahaman); (2) Perlunya pembenahan serius terkait keterampilan vokasional di SPPI (penilaian); (3) SLB dapat membantu perkembangan pendidikan inklusif terutama pada program keterampilan vokasional (tanggapan).