UPACARA MANDI SAFAR DI SAMPIT, KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR (SUATU TINJAUAN BUDAYA TAHUN 2002-2019). (Oleh : Rojali Rahmat ; pemimbing I : Drs. Hairiyadi, M.Hum, dan pembimbing II : Mansyur, S.Pd.,M.Hum).

Kebudayaan yang tersebar di kepulauan Nusantara beranekaragam. Keanekaragaman itu menjadi sesuatu yang unik dan menarik untuk dilihat dan diteliti. Salah satu pelaksanaan upacara mandi safar sebagai sarana tolak bala pada masyarakat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Upacara mandi safar ini belum adanya penelitian yang mendalam, sehingga upacara ini perlu diteliti lebih lanjut, maka latar belakang budaya upacara ini layak diajukan sebagai penelitian skripsi.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuai latar belakang upacara mandi safar, untuk mengetahui proses uapacara mandi safar sebagai penolak bala bagi masyarakat Kabupaten Koatawaringin Timur yang dilaksanakan setiap bulan safar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sejarah. Metode tersebut terdiri atas 4 tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer penulis dapatkan secara langsung dari narasumber yang relevan sesuai obyek yang diteliti dan sumber sekunder didapatkan dari Dinas Kebudayaan dan Parawisata dan BPS Kotawaringin Timur, dan Internet.

Hasil penelitian menjelaskan tentang latar belakang upacara mandi safar pada tahun 2002 sampai tahun 2019. Setelah itu proses upacara mandi safar yang dilakukan pada hari Rabu terkahir bulan safar dan mempersiapkan setelah selesai sholat subuh.

Kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa masyarakat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, melakukan upacara mandi safar sebagai ungkapan untuk menolak bala bencana dengan melihat kejadian yang menimpa Rasul dan Nabi-nabi.

Kata kunci : Upacara, Mandi, Safar.