ABSTRAK

Kurdi, Muhammad Zaini. 2020. Meningkatkan Hasil Belajar Materi Jaring-jaring Bangun Ruang Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran Explicit Instructin  dan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Media Benda Nyata Siswa Kelas V SDN Keraton 2 Martapura. Skripsi Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing Drs. Sutiyarso, S.Pd., M,Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Jaring-jaring Bangun Ruang, Model Pengajaran Langsung, NHT, dan Media Benda Nyata

Permasalahan dalam mata pelajaran matematika yang diajarkan kepada anak usia SD yang masih berada pada tahap berfikir pra operasional konkret yang bersifat abstrak ialah rendahnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode klasik (ceramah) tanpa menggunakan model pembelajaran yang bervariasi serta tidak didukung dengan alat peraga yang tepat. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai Matematika kelas V pada tahun ajaran 2015/2016 di SDN Keraton 2 di kelas V yang masih belum memenuhi KKM lebih dari 50%. Jika permasalahan tersebut dibiarkan begitu saja, maka akan berdampak pada rendahnya hasil belajar dan prestasi siswa pada mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan tercapainya pembelajaran yang berkualitas agar hasil belajar siswa meninggat.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 dimana jenis penelitian yang digunakan  adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, dengan metode kombinasi pembelajaran Explicit Instruction dan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Media Benda Nyata. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswi  perempuan. Selain itu peneliti juga mencari info dari Ibu Hj. Rahmah, S.Pd selaku guru kelas V SDN Keraton 2 Martapura. Pada kegiatan ini penggalian data menggunakan cara observasi berupa lembar aktivitas guru, aktivitas siswa secara individu maupun kelompok dan hasil belajar dengan tes akhir belajar tiap siklus. Dimana indikator keberhasilan aktivitas guru mencapai ≥ 28 dalam kriteria sangat baik, sedangkan aktivitas siswa mencapai 82% berdasarkan interpretasi keaktifan siswa, yang mana jika ketuntasan individual mencapai nilai 60 (nilai KKM 60).