DIGITAL LIBRARY



JUDUL:TINGKAT KEKRITISAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI SUB-SUB DAS BATANG ALAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
PENGARANG:RUZAIDA FITRIANI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2021-07-28


ABSTRAK

Ruzaida Fitriani. 2021. Tingkat Kekritisan Lahan Pada Kawasan Hutan Lindung Untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan Di Sub-Sub Das Batang Alai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Syarifuddin Kadir, M.Si, Dr. Badaruddin, S.Hut., M.P, dan Dr. Ichsan Ridwan, S.Si., M.Kom.

Kata Kunci: lahan kritis, tingkat kekritisan lahan, daerah tangkapan air.

Lahan kritis pada umumnya diakibatkan oleh eksploitasi lahan yang melampaui kemampuan lahannya, tetapi secara alami terjadinya lahan kritis didukung oleh kondisi fisik wilayah yang kurang menguntungkan, seperti curah hujan yang tinggi, lereng yang curam dan keadaan tanah yang peka terhadap erosi. Kejadian bencana banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan, pada pertengahan Januari 2021 merupakan contoh nyata bencana hidrometeorologi yang erat kaitannya dengan kondisi Daerah Aliran Sungai, khususnya bagian hulu yang peruntukannya adalah untuk kawasan hutan. Degradasi penutupan lahan yang terjadi pada kawasan hutan, utamanya pada kawasan hutan lindung dianggap sebagai salah satu faktor pendukung terjadinya bencana banjir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lahan dan menganalisis tingkat kekritisan lahan pada kawasan hutan lindung di DTA Barabai, serta merumuskan kebijakan yang akan diambil dalam rangka pengendalian banjir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, pengambilan data primer (purposive sampling) dan pengumpulan data sekunder dari itnsansi terkait. Analisis data dilakukan dengan menghitung tingkat bahaya erosi berdasarkan rumus USLE yang selanjutnya menggunakan pembobotan dan skoring terhadap masing-masing parameter untuk menentukan tingkat kekritisan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lahan terdiri atas: a) tutupan lahan klasifikasi baik pada kelerengan curam, tutupan lahan klasifikasi sedang pada kelerengan agak curam, dan tutupan lahan klasifikasi buruk pada kelerengan landai; b) semakin tinggi prosentase kelerengan, maka semakin rendah tingkat kekritisan lahan; c) klasifikasi tingkat bahaya erosi terdiri dari ringan dan sedang, dan d) upaya manajemen yang dilakukan tidak lengkap sehingga diklasifikasikan sedang. Tingkat kekritisan lahan pada kawasan hutan lindung DTA Barabai yang diteliti dapat diklasifikan kedalam katagori agak kritis dan kritis. Arahan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang disarankan berdasarkan tingkat kekritisan lahan, yaitu: 1) secara vegetatif melalui rehabilitasi hutan dan lahan, groundwater recharge dan agroforestry; 2) secara sipil teknis melalui pembuatan teras dan saluran pembuagan air; dan 3) secara kebijakan melalui penatagunaan kawasan hutan lindung.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI