Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara deskriptif mengenai perubahan pada penyajian dan pengungkapan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 69 pada laporan keuangan Perusahaan Sektor Perkebunan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Sektor Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018 yaitu sebanyak 21 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu sebanyak 14 emiten. Teknik penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan tahunan sebelum dan setelah penerapan PSAK 69 Agrikultur pada Perusahaan yang terpilih sebagai sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan sebelum adanya PSAK 69 perusahaan sampel tidak menyajikan dan mengungkapkan aset biologis pada neracanya. Perusahaan hanya menyajikan dan mengungkapkan tanaman perkebunan yang diukur sebesar biaya perolehan berdasarkan PSAK 16. Setelah adanya PSAK 69 yang mulai diterapkan di tahun 2018 seluruh perusahaan sampel telah menyajikan dan mengungkapkan aset biologis tidak hanya pada tahun tersebut tetapi menyajikan aset biologis juga pada laporan keuangan tahun 2016 dan 2017. Selain itu sebelum diterapkannya PSAK 69 perusahaan masih mengakui adanya depresiasi pada laporan laba atau rugi tahun berjalan. Setelah diterapkannya PSAK 69 perusahaan tidak lagi mengakui adanya akumulasi penyusutan akan tetapi perusahaan mengakui adanya perubahan atas keuntungan atau kerugian yang timbul akibat dari perubahan nilai wajar pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Kata Kunci: PSAK 69, Aset biologis, Agrikultur, Nilai Wajar, PSAK 16, Biaya Historis