Kalimantan Selatan merupakan daerah dengan mayoritas penduduk beragama Islam, sehingga sebagian kecil penduduknya beragama non-muslim, namun toleransi antar agama terbukti kuat, bukti itu berupa adanya tempat-tempat ibadah para penduduk non-muslim. Salah satu bukti adalah Gereja Katolik di Kelayan yang sudah berdiri sejak tahun 1939, sehingga perkembangan Gereja ini menarik untuk diteliti secara lebih mendalam dan lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah berdirinya dan berkembangnya Gereja Katolik Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda ini dari tahun 1939-2020.

Langkah-langkah penelitian sejarah dipakai untuk menelusuri data-data yang berkaitan dengan perkembangan Gereja tersebut; yang terdiri dari Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Heuristik, tahap pengumpulan data, baik itu data primer maupun data sekunder, sumber data didapatkan melalui 3 hal yaitu sumber lisan yang didapatkan dari hasil wawancara, sumber tertulis didapatkan dari buku, jurnal, atau skripsi, dan sumber benda didapatkan peneliti saat melihat bangunan atau keadaan Gereja. Setelah data terkumpul, dilakukan tahap berikutnya yaitu kritik sumber, selanjutnya yaitu interprestasi dan terakhir yaitu historiografi atau penulisan.

Hasil penelitian Gereja Katolik ini sudah berdiri selama 81 Tahun, sehingga memiliki banyak sekali sejarah yang terukir, dimulai dari seorang Pastor yang bernama Mgr. Kusters MSF yang ingin memperluas ajaran Katolik di Kalimantan Selatan dan memiliki misi untuk mendirikan Gereja Katolik di Kelayan yang merupakan Gereja yang diteliti saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulan bahwa Gereja mulai berdiri sejak 11 November 1931 dan sekarang Gereja masih berdiri kuat ditahun 2020 ini, Gereja Katolik ini memiliki banyak sekali sejarah dimulai dari pendirian hingga sampai pada masa sekarang.