Provinsi Kalimantan Selatan merupakan urutan kedua dengan prevalensi  karies tertinggi di Indonesia, daerah di Kalimantan selatan yang memiliki pravalensi tertinggi adalah Kabupaten Barito Kuala, hal ini disebabkan oleh air lahan basah yang biasa digunakan masyarakat untuk sikat gigi dan berkumur-kumur. Lahan basah memiliki pH yang rendah antara 2-5, kondisi asam inilah yang menyebabkan lepasnya kandungan mineral pada gigi salah satunya adalah ion kalsium (Ca). Mineral yang hilang dapat dikembalikan dengan remineralisasi menggunakan bahan yang mengandung kalsium. Jeruk siam Banjar (Citrus reticulata) merupakan sumber kalsium berharga yang berperan dalam pembentukan gigi, kulitnya mengandung lebih banyak kalsium dibandingkan dengan buahnya yaitu sebesar (37.1%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak kulit jeruk siam Banjar (Citrus reticulata)terhadap kadar kalsium gigi setelah didemineralisasi pada air lahan basah di daerah Kabupaten Barito Kuala. Metode yang digunakan adalah eksperimental murni dengan post test only with control group design, dibagi menjadi 1 kelompok kontrol (gigi terdemineralisasi pada air lahan basah), dan 4 kelompok perlakuan (perendaman pada ekstrak kulit jeruk siam Banjar (Citrus reticulata) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%). Pengukuran kadar ion kalsium menggunakan metode titrimetri. Hasil uji statistik Kruskal Wallis didapatkan nilai p=0,006 (p<0,05) yang artinya menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok, maka dilanjutkan menggunakan uji Post Hoc Mann Whitney. Kesimpulan yang didapat adalah Ekstrak kulit jeruk siam Banjar (Citrus reticulata) konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% berpengaruh terhadap peningkatan kadar ion kalsium pada gigi desidui