Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil perkembangan sosial emosional anak dalam kooperatif dengan teman. Hal ini karenaanak kurang memahami arti kerjasama dan media pembelajaran yang kurang menarik sehingga sebagian anak mempunyai sikap koopratf dengan teman yang rendah. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan aspek sosial emosional dalam kooperatif dengan teman yaitu dengan menggunakan model TARING NAGA pada kelompok B TK Muslimat NU Inti Banjarmasin. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas anak dan menganalisis hasil perkembangan sosial emosional anak.

Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setting penelitian dilakukan pada anak kelompok B TK Muslimat NU Inti Banjarmasin yang berjumlah 8 orang anak (3 laki-lakidan 5perempuan). Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi guru, aktivitas anak dan hasil perkembangan sosial emosional anak. Indikator keberhasilan aktivitas guru dikatakan berhasil apabila mencapai kriteria baik dan sangat baik, aktivitas anak memenuhi kriteria sangat aktif dan hasil perkembangan minimal 80% dan mencapai nilai bintang 3 («««) dan 4 (««««).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)  Aktivitas guru pada siklus I pertemuan ke-1dengan  skor 20 dengan kategori “Cukup Baik” dan siklus II pertemuan ke-2 dengan  skor 30 dengan kategori “Sangat Baik”. (2) Aktivitas Anak pada siklus I pertemuan ke-1 dengan persentase 25%  kategori “Kurang Aktif”dan siklus II pertemuan ke-2 dengan persentase 100% kategori “Sangat Aktif”. (3) hasil perkembangan sosial emosional pada siklus I pertemuan ke-1 dengan persentase 25% dan siklus II pertemuan ke-2 mencapai 100% anak yang berhasil dengan mendapatkan ««« (BSH) dan «««« (BSB).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi model Taring Naga (Talking Stick, Role Playing dan permainan tradisional Ular Naga)dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak. Disarankan bagi kepala sekolah, guru dan peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan masukan informasi untuk memperbaiki pembelajaran pada anak.