Banjarbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perubahan luas dan jenis perubahan penggunaan lahan di Kota Banjarbaru dalam kurun waktu                    8 tahun yaitu dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2021, mengetahui laju perubahan penggunaan lahannya, dan menilai kesesuaian perubahan penggunaan lahan terhadap tata ruang Kota Banjarbaru yang berlaku.

Penelitian ini menggunakan analisis spasial/data peta dengan melakukan tumpang susun (overlay) untuk melihat perubahan penggunaan lahan dan kesesuaian perubahan penggunaan lahan tersebut dengan arahan fungsi ruang dalam Rencana tata Ruang Wilayah. Lokasi penelitian adalah di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. 

Berdasarkan hasil analisis, seluas 16.414,00 ha (53,7%) terjadi perubahan penggunaan lahan di Kota Banjarbaru pada periode tahun 2013-2021. Perubahan penggunaan lahan yang paling besar adalah pertanian lahan kering, tanah kosong, pertanian lahan basah, perumahan, dan kampung. Penggunan lahan pertanian lahan kering terjadi penurunan luas paling besar yaitu seluas 15.090,71 ha atau terjadi penurunan 365,5%. Penggunan lahan tanah kosong terjadi kenaikan seluas 14.715,684 hektar atau terjadi peningkatan hampir 4 (empat) kali lipat. Pertanian lahan basah mengalami penurunan luas yaitu berkurang 986,55 ha atau turun 65,8%. Penggunaan lahan untuk hunian / tempat tinggal berupa perumahan atau kampung juga mengalami perubahan yang cukup besar. Penggunaan lahan perumahan mengalami penambahan seluas 528,105 hektar (44,626%) dan kampung seluas 444,32 ha (21,2%). Laju perubahan penggunaan lahan paling cepat di Kota Banjarbaru adalah pertanian lahan kering yaitu terjadi penurunan 1.886,34 ha per tahun, tanah kosong terjadi penambahan 1.796,51 ha per tahun, pertanian lahan basah terjadi penurunan dengan laju 123,32 ha per tahun. Penggunaan lahan yang juga tergolong cepat laju perubahannya adalah perumahan (66,01 ha per tahun) dan kampung (55,54 ha per tahun). Kesesuaian penggunaan lahan dengan RTRW di Kota Banjarbaru adalah seluas 16.742,86 ha (54,8%) dikategorikan sesuai, sedangkan seluas 13.779,69 ha (45,2%) dikategorikan tidak sesuai dengan RTRW yang berlaku.