Perawat yang berstatus kerja kontrak cenderung lebih sering melakukan pekerjaan lebih dari apa yang seharusnya dilakukan dan perilaku itu mengarah kepada perilaku sukarela. Perawat dalam melakukan perannya di prioritaskan semata-mata demi kepentingan profesinya padahal perawat yang bekerja dengan sistem kontrak dituntut untuk bisa memiliki kontrak sosial dengan organisasi yang mengikatnya, meskipun tidak diminta keharusan untuk berkomitmen penuh secara formal agar dapat berkontribusi terhadap pencapaian yang diinginkan rumah sakit ataupun klinik sebagai sebuah organisasi yang mengikatnya sebagai karyawan kontrak bisnis karena eksistensi dari suatu organisasi sangat membutuhkan perilaku sukarela extra-role yang disebut Organization Citizenship Behavior (OCB) dari seorang karyawan. Perilaku tersebut dapat muncul disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah budaya organisasi yang merupakan pemicu awal pendorong terbentuknya perilaku OCB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan budaya organisasi terhadap OCB pada perawat kontrak di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Populasi pada penelitian ini merupakan perawat kontrak dibanjarbaru dengan sampel sebanyak 170 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur adaptasi, yakni skala OCB dan skala OC yang sudah diadaptasikan kedalam budaya dan bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui SPSS versi 24 for windows. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana bahwa terdapat peranan budaya organisasi terhadap OCB dengan nilai t hitung= 14,067  dengan signifikansi 0,000. Nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 13,121 dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan positif budaya organisasi terhadap OCB, dimana semakin tinggi nilai budaya organisasi maka semakin tinggi OCB dari perawat kontrak yang ada di kota Banjarbaru.

Kata kunci: Perawat kontrak, OCB, budaya organisasi