Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum budidaya indukan sapi potong di Kecamatan Bati- Bati, Kabupaten Tanah Laut, meliputi angka kepemilikan ternak, bangsa ternak, tata laksana pakan, tata laksana perkawinan, tata laksana kesehatan, umur pertama dikawinkan, umur sapih, Service per Conception (S/C), Calving Interval (CI), Post Partum Estrus (PPE), Post Partum Mating (PPM), dan Days Open (DO). Penelitian ini dilaksanakan mulai November sampai dengan Desember 2020 di Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah laut. Penelitian terbagi menjadi dua tahapan, yaitu pra survei dan survei. Kegiatan pra survei dilakukan untuk mengetahui lokasi pengambilan data dan menentukan responden. Tahap survei dilakukan untuk mengambil data primer dan sekunder.

Gambaran umum budidaya indukan sapi potong di Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut berdasarkan hasil wawancara dengan 69 responden, Rataan skala usaha sapi berkisar 3 ekor, Bangsa ternak yang dipelihara mayoritas berupa sapi PO, Bali, dan Limosin pakan utama yang diberikan adalah hijauan dengan sistem tebang angkut (cut and carry), metode perkawinan sebagian besar dilakukan dengan Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kesehatan reproduksi dilakukan hanya saat dibutuhkan dan umumnya dilakukan oleh petugas inseminator, PPL, atau petugas Dinas lainnya, riwayat penyakit dan gangguan reproduksi sebagian besar tidak ada namun adanya prolapsus uteri, prolapsus vagina dan keguguran.

Kinerja induk sapi potong peternakan rakyat di Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut disimpulkan cukup ideal dari parameter pertama dikawinkan (21 bulan), umur sapih (6 bulan), Service per Conception (1,36 kali) < 2, Post Partum Estrus (72 hari) dan Post Partum Mating (75 hari). Meskipun demikian, beberapa parameter reproduksi masih terlalu tinggi dan lama, yaitu Calving Interval (422 hari) dan Days Open (138 hari).