Daerah Irigasi (DI) Tapin yang berada di Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Propinsi Kalimantan Selatan. Memiliki luas jaringannya 5.472 Ha dengan pemanfaatan sebagai lahan pertanian. Daerah Irigasi (DI) Tapin pada daerah hulunya mengalami kekurangan air sehingga mempengaruhi hasil pertanian. DI Tapin mempunyai Bendung yang disebut dengan Bendung Tapin yang dimana Bendung ini lebih dahulu ada dibanding Bendungan Tapin. Tujuan penelitian ini mengevaluasi neraca air dan melakukan pengoptimalan DI Tapin untuk kegiatan pertanian.

Pada penelitian ini mengumpulkan data sekunder yaitu data klimatologi, debit sungai Tapin, curah hujan, pola dan jadwal tanam dan skema jaringan DI Tapin. Debit andalan diperoleh berdasarkan data debit Sungai Tapin 2009-2018 menggunakan metode kurva durasi debit dengan debit sungai 15 harian. Data klimatologi dengan periode pencatatan tahun 2016-2019 estimasi evapotranspirasi potensial menggunakan metode Blaney-Criddle, Radiasi, Penman dan Penman-Modifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata tanam pada DI Tapin adalah padi-padi-palawija yang awal masa tanamnya adalah pada bulan Nopember II. Debit andalan rata-rata DI Tapin untuk Q₈₀ dan Q₅₀ masing-masing 7,76 m³/det dan 12,12 m³/det. Sedangkan kisaran debit andalan untuk Q₈₀ dan Q₅₀ masing-masing 1,04 – 17,42 m³/det dan 2,53 – 25,54 m³/det. Kebutuhan air rata-rata DI Tapin 0,61 l/det/ha, maksimum terjadi pada bulan Nopember II dan minimum terjadi pada bulan Pebruari II. Hasil pengoptimalan DI Tapin diperoleh dengan pola tanam yang sama dengan eksisiting padi-padi-palawija dengan masa tanam (MT-1) dimulai pada bulan Nopember II dan MT-2 bulan April I dan MT-3 bulan Juli I dengan luas lahan yang dapat diairi untuk MT-1 2.370 ha, MT-2 4.700 ha dan MT-3 2.440 ha.

Kata kunci:    Daerah Irigasi Tapin, Debit Andalan, Evapotranspirasi, Neraca Air,

Pengoptimalan