DIGITAL LIBRARY



JUDUL:EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN INDUSTRI RUMAHAN DI KOTA BANJARBARU (Kasus Pelatihan Bordir kepada Pengrajin Kain Sasirangan)
PENGARANG:RABIATUL ADAWIYAH
PENERBIT:S2 MSAP
TANGGAL:2018-02-27


Kata Kunci: Pembinaan, Evaluasi Pelatihan, Model CIPP
 
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pembinaan melalui pelatihan kepada pengrajin kain sasirangan di Kota Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan untuk memberikan gambaran secara sistemastis dan faktual mengenai objek yang diteliti dan penyajian datanya dituangkan dalam kata-kata dan menyusun hasil wawancara dalam kalimat. Wawancara dilaksanakan kepada pengrajin kain sasirangan, peserta pelatihan, narasumber pelatihan dan penanggung jawab kegiatan pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbru yang telah dipilih secara purposivesampling. Teknik analisis data menggunakan evaluasi model CIPP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pelatihan sasirangan bordir dari aspek konteks  belum optimal, karena tujuan pelatihan untuk pengembangan produk unggulan tidak dapat terpenuhi karena pemilihan peserta pelatihan yang seharusnya diprioritaskan kepada pengrajin kain sasirangan.  Dari segi materi yang disampaikan sebenarnya sudah sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan peserta namun karena pemilihan peserta pelatihan yang kurang tepat sehingga kesesuaian materi dengan kebutuhan pengrajin sasirangan yang menjadi kelompok sasaran utama pembinaan tidak terpenuhi. (2) Dari aspek input yang meliputi SDM peserta dan narasumber dan kelengkapan sarana, peralatan dan perlengkapan pelatihan menunjukan kecenderungan yang baik dan mampu untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran. Dari aspek pendanaan prosentase alokasi untuk kegiatan pelatihan masih kurang dibandingkan alokasi untuk kegiatan pendukungnya sehingga dari sisi anggaran menjadi tidak efektif dan efesien. (3) Pada aspek proses pelaksanaan pelatihan masih perlu untuk dilakukan pembenahan terutama dalam hal waktu pelaksanaan. Waktu pelatihan yang sangat singkat menyebabkan hasil yang didapatkan oleh peserta pelatihan juga sangat minim. (4)  Hasil komponen produk juga belum mampu menghasilkan peserta yang memiliki keterampilan yang cukup sehingga kegiatan pelatihan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan pengrajin yang memiliki keterampilan dan kemahiran belum tercapai dengan optimal. Disarankan untuk merencanaan kegiatan yang berkelanjutan setiap tahunnya dan menyesuaikan dengan kebutuhan kelompok sasaran suatu kegiatan pembinaan secara berkelanjutan dan untuk memfasilitasi pelaku UMKM perlu menyediakan  Workshop yang memiliki kelengkapan peralatan dan kelengkapan sarana penunjang usaha pelaku UMKM yang ada di Kota Banjarbaru.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI