Fly Ash mempunyai potensi besar untuk menggantikan bahan semen konvensional yang menjadi bahan dasar utama dalam pembuatan beton karena berlimpahnya fly ash yang ada pada PLTU. Abu terbang (fly ash)didapat dari sisa hasil pembakaran batubara yang berasal dari PLTU. Proses pembuatan beton pada penelitian ini dilakukan denganmengganti sebagian semen dengan high volume fly ash (HVFA).Parameter yang ditinjau padapenelitian beton HVFAadalah kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton.

            Penelitian ini mempelajari karakteristik benda uji mortar dan beton. Perencanaan campuran beton dilakukan dengan mengacu pada SNI 7626-2012. Metode perawatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara di rendam di dalam air. Bahan penyusun mortar adalahdengan menyaring batu pada beton. Variasi fly ash yang digunakan adalah 0%, 40%, 50%, dan 60% dengan menggunakan bahan tambah viscocrete sebesar 0%, 0,4%, 0,7%, dan 1%.

            Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan tertinggi dari mortar dicapai pada persentasefly ash 40% dengan viscocrete 1% sebesar 23,45 MPa pada umur 28 hari dan beton dicapai pada persentase fly ash 40% dengan viscorete 1% sebesar 15,66 MPa pada umur 56 hari.Kemudian untuk kuat tekan terendah dari mortar dicapai pada persentase fly ash 60% dengan viscocrete 0% sebesar 6,09 MPa pada umur 28 hari dan beton dicapai pada persentase fly ash 60% dengan viscocrete 1% sebesar 6,23 MPa pada umur 56 hari. Untuk kuat tarik belah beton tertinggi dicapai pada persentase fly ash 40% dengan viscocrete 1% sebesar 2,22 MPa dengan nilai konstanta sebesar 0,59. Semakin tinggi persentase variasi fly ashmaka akan semakin rendah nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik belah. Penggunaanpersentase fly ash di atas 40% bisa menyebabkan penurunan kuat tekan dan kuat tarik belah beton semakin tinggi. Kemudian semakin besar persentase viscocretemaka akan semakin tinggi nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik belah.

Kata kunci: High Volume Fly Ash, Viscocrete, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Waktu Pengikatan.