Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah mahasiswa PS-PBSI FKIP ULM angkatan 2018. Teknik pengumpulan data dengan cara menyebar angket dan melakukan wawancara secara daring. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran daring yang dilakukan secara penuh pada mahasiswa PS-PBSI FKIP ULM angkatan 2018 masih kurang efektif untuk menggantikan pembelajaran luring. Aksesibilitas menjadi indikator yang paling dominan memengaruhi pembelajaran daring karenakestabilan jaringan dan ketersediaan perangkat yang dimiliki mahasiswa. Faktor pendukung, yakni banyak yang menggunakan gawai dan menyukai aplikasi Zoom. Penggunaan Zoom sejalan dengan bentuk bahan ajar audiovisual yang disukai dansering digunakan. Mahasiswa banyak menyukai model komunikasi campuran. Mahasiswa banyak yang memiliki rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dan mandiri mencari referensi bahan ajar. Faktor penghambat, yakni tidak selalu mengetahui tujuan pembelajaran yang diberikan, koneksi jaringan tidak stabil, perangkat belajar tidak mendukung, terbatasnya interaksi, mahasiswa tidak selalu memahami penjelasan dosen, munculnya sifat menggampangkan belajar, tidak percaya diri, bahan ajar yang diberikan bagi mahasiswa tidak selalu memadai, pembelajaran daring tidak selalu dilaksanakan dengan tepat waktu, boros kuota, biaya belajar daring cukup mahal, dan tidak meratanya bantuan kuoata belajar yang diberikan oleh Kemendikbud. Peningkatan efektivitas secara jangka panjang, yaknibiaya, aksesibilitas, dan waktu. Jangka pendek, yakni tujuan pembelajaran,interaksi, dan bahan ajar. Implikasi dalam penelitian ini ke depannya pihak pemerintah dan kampus mempersiapkan lagi dengan baik pemberlakuakan pembelajaran daring tanpa luring. Aksesibilitas menjadi pengaruh paling dominan dalam belajar daring. Selain itu, ketika pandemi menurun pembelajaran daring dapat diselingi luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, karena mahasiswa memerlukan belajar secara luring.