DIGITAL LIBRARY



JUDUL:AKREDITASI ABAL-ABAL? STUDI TINGKAT KERAGAAN EKSPEKTASI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PENGARANG:NOOR ALMIRA SYAFADA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2021-11-29


Quality without tears. Filosofi kualitas ini secara praktis berimplikasinya pada tiadanya kesenjangan/jarak ekspektasi antara end user dan kualitas pelayanan yang diterima. Teori the Sigma Way mencoba mengukur boleh-tidaknya ada besaran cacat yang bisa ditoleransi, yang dikenal dengan defect per million opportunities (DPMO). Besarnya hanya 3,4 per sejuta produk barang atau jasa, atau sekitar 3% per seratus produk barang atau jasa; sedikit lebih besar daripada filosofi QwT (0%).

Penelitian ini memang tidak menggunakan teori the Six Sigma Way untuk mengukur keragaan ekspektasi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat. Dengan pendekatan kuatitatif dan uji sederhana, yakni statistik dekriptif berupa means (rata-rata, rerata), penelitian ini menemukan: (1) ada kesenjangan antara ekspektasi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan pendidikan di fakultas ini dan kualitas yang mereka terima. Ekspektasi mahasiswa hanya terpenuhi sebesar 67%. Dengan demikian, pelayanan pendidikan di fakultas ini tidak bermutu; (2) ada variasi kesenjangan ekspektasi tersebut menurut program studi bila dilihat dari seluruh dimensi kualitas yang diterapkan dalam penelitian ini. Di Prodi Geografi ekspektasi mahasiswa terpenuhi sebesar 72,02 (tertinggi) dan di Prodi Sosiologi sebesar 56,35% (terendah). Semua variasi ini menunjukkan tidak berkualitasnya pelayanan pendidikan di seluruh prodi di fakultas ini, karena masih ada di bawah nilai ekspektasi ideal mahasiswa. Seluruh quality imperatives untuk terwujudnya pendidikan yang berkualitas, dengan demikian, tidak terpenuhi di fakultasnya, sehingga nilai akreditasi yang diperoleh tidak mencerminkan kondisi kualitas yang sesungguhnya. Akreditasi abal-abal?

Penelitian ini dirancang dengan desain survei yang melibatkan mahasiswa angkatan 2016 – 2019 pada semua prodi sebanyak 240 responden. Instrumen angket yang telah uji validitas dan reliabilitasnya masing-masing dengan nilai 0,248 dan 0,895  Penelitian ini tidak menjawab pertanyaan mengapa kesenjangan tersebut terjadi. Ini salah satu kelemahan penelitian ini dan diharapkan menjadi agenda penelitian berikutnya. 

Kata Kunci: Ekspektasi Mahasiswa, Pelayanan Pendidikan Tidak Bermutu, Akreditasi Abal-Abal

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI