DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS PENENTUAN ALTERNATIF DESAIN PENYESUAIAN TINGGI BEBAS VERTIKAL (CLEARANCE) JEMBATAN TABALONG PT ADARO INDONESIA
PENGARANG:DIEAN OKTAVIAN REGAR
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2021-12-22


PT Adaro Indonesia berupaya untuk mendapatkan area bebas vertikal di atas permukaan jalan negara yang berada di bawah Jembatan Tabalong 1 (kosongan) & Jembatan Tabalong 2 (isian) dikarenakan kondisi eksisting masih mensyaratkan tinggi minimal 4 m. Seharusnya sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 terbaru tinggi bebas area di atas jalan negara minimal 5.1 m. Spesifikasi ini belum dipenuhi oleh jalan nasional di bawah Jembatan Tabalong 1 & 2 karena kedua jembatan tersebut dibangun pada era 90-an. Oleh karena itu diperlukan suatu rekayasa teknik untuk menanggulangi hal ini. Terdapat 2 alternatif desain yaitu menurunkan elevasi jalan negara dan menaikan elevasi struktur atas jembatan untuk memitigasi kendaraan tinggi (oversized) agar tidak menabrak struktur bawah Jembatan Tabalong.

Dalam menentukan pemilihan alternatif yang terbaik dalam penelitian ini didasarkan pada dua (2) hal, yaitu kriteria non-finansial dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan kriteria finansial dengan metode Life Cycle Cost (LCC)/Benefit Cost Ratio (BCR). Penelitian ini menggunakan metode survey dengan melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara sebagai alat pengumpulan data-data primer. Selain itu penelitian terdahulu dan dokumen DED konsultan sebagai alat pengumpulan data-data sekunder. Metode AHP digunakan untuk mengolah data-data primer untuk menghasilkan suatu keputusan dari aspek non finansial. Sedangkan metode LCC/BCR digunakan untuk mengolah data-data sekunder untuk menghasilkan suatu keputusan dari aspek finansial.

Hasil analisis AHP diperoleh nilai sintesa keputusan opsi menurunkan elevasi jalan negara sebesar 85% dan opsi menaikan elevasi jembatan sebesar 15% serta rasio konsistensi (CR) sebesar 0,05 < 0,1. Rasio konsistensi di bawah 0,1 menunjukan data hasil kuesioner dari para responden sudah konsisten. Hasil analisis Life Cycle Cost (LCC) diperoleh opsi menurunkan elevasi jalan negara dimana nilai LCC Rp. 44.877.651.669,27 lebih hemat dibandingkan opsi menaikan elevasi jembatan. Kemudian hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) diperoleh opsi menurunkan elevasi jalan negara dengan nilai BCR = 2,33 > 1 dan NPV = Rp. 43.442.264.804,34 > 1 artinya opsi menurunkan elevasi jalan negara layak untuk dilaksanakan. Sedangkan opsi menaikan elevasi jembatan diperoleh hasil analisa nilai BCR = 0,98 < 1 dan NPV = - Rp. 1.435.386.864,92 < 1 artinya opsi menaikan elevasi jembatan tidak layak untuk dilaksanakan.

 

Kata kunci: Kendaraan Tinggi, Metode AHP, Metode LCC, Metode BCR, NPV

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI