Permasalahan yang timbul di lapangan akibat dari pandemi covid 19 menyebabkan timbulnya kebijakan dari Pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan penanganan virus ini berdampak pada penurunan permintaan bahan makanan yang umumnya dikonsumsi termasuk ikan hasil pembudidaya ikan, hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah usaha budidaya ikan tersebut masih layak untuk dijalankan. Kebijakan tersebut juga membatasi para pembudidaya dalam menyalurkan hasil produksi nya dan juga menurunnya tingkat permintaan para konsumen dari rumah tangga, dari kebijakan tersebut apakah akan selalu memperlambat saluran pemasaran dari para pembudidaya ikan. Analisis yang digunakan untuk saluran pemasaran seperti Margin Pemasaran dan Farmer’s Share. Hasil yang didapatkan dari perhitungan analisis keuntungan sebesar Rp 44.641.500/ Tahun. Hasil yang didapatkan PP = 0,293 tahun yang berarti hasil tersebut dikalikan dengan 12 bulan didapatkan hasil 3 bulan waktu untuk mengembalikan seluruh modal yang sudah dikeluarkan untuk investasi rata-rata pembudidaya ikan toman. BEP harga didapatkan sebesar Rp 13.863 untuk penjualannya berada di harga Rp 31.000 dan BEP produksi didapatkan sebanyak 1.165 kg dan rata-rata produksi ikan lokal yang telah dijalankan yaitu sebanyak 2.605 kg. Nilai NPV 7 % sebesar Rp 300.471.215, nilai Groos (B/C) 7 % sebesar 2,10 % dan untuk nilai IRR tidak terhingga.

Kata Kunci : NPV, Groos (B/C), IRR,  Saluran Pemasaran, Margin Pemasaran, Farmer’s share, Ikan Toman,