Telah dilakukan penelitian Analisis Tingkat Kerawanan Bencana Tanah Longsor Menggunakan SIG Di Daerah Tangkapan Air (DTA) Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode weighted overlay untuk mengetahui analisis tingkat kerawanan longsor. Analisis spasial berbasis SIG dengan metode weighted overlay untuk mengetahui kerawanan longsor dapat dilakukan dengan pembobotan dan skoring beberapa parameter penyebab terjadinya tanah longsor. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui nilaikerawanan tanahlongsor, luasan kerawananlongsor, dan dapat mengtahui parameter yang memengaruhi terjadinya longsor di Daerah Tangkapan Air  (DTA) Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil data penelitian didapatkan bahwa daerah yang mempunyai kelerengan >40%, curah hujan yang sangat tinggi, jenis tanah organosol glei humus dan lahan terbuka cenderung mempunyai tingkat berpotensi longsor sangat rawan sedangkan daerah yang mempunyai kelerengan 0 – 8 %, curah hujan tinggi, jenis tanah podsolik merah kuning dan  lahan hutan primer cenderung mempunyai tingkat kerawanan rendah.Daerah tidak rawan longsor memiliki luasan sebesar 9.957,065 ha atau 36,60%, daerah rawan longsor memiliki luasan sebesar 16.545,6 ha atau 60,81 %,daerah tidak rawan longsor memiliki luasan sebesar703,385 ha atau sekitar 2,59%. Parameter yang sangat memengaruhi terjadinya bencana tanah longsor di Daerah Tangkapan Air (DTA) Barbai adalah parameter kemiringan lereng dan curah hujan. Hal tersebut di lihat dari Overlay parameter – parameter terhadap hasil dari kerawanan tanah longsor di DTA Barabai.

KATA KUNCI: DTA, Kerawanan; Longsor; Parameter.