DIGITAL LIBRARY



JUDUL:TRADISI BAMANDI BASUNAT PADA MASYARAKAT MELAYU KUTARINGIN DI KELURAHAN RAJA KECAMATAN ARUT SELATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PENGARANG:ANDRE PRASETIO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-01-11


ABSTRAK

 

Andre Prasetio, 2021. Tradisi Bamandi Basunat Pada Masyarakat Melayu Kutaringin di Kelurahan Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Skripisi Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (I) Yusuf Hidayat (II) Cucu Widaty

 

 Kata Kunci: Tradisi, Bamandi Basunat, Makna, Nilai

 

Tradisi merupakan suatu kebiasan yang ada dimasyarakat yang sudah menjadi adat istiadat yang dilakukan secara turu-temurun. Semakin berkembangnya zaman banyak tradisi yang mulai hilang karena pengaruh global. Dalam tradisi bamandi basunat pada masyarakat melayu Kutaringin di Kelurahan Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat memuat suatu nilai dan makna yang sangat penting dan tersimpan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Proses pelaksanaan tradisi bamandi basunat pada masyarakat melayu Kutaringi (2) Makna yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat (3) Nilai yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat.

 

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive sampling, kriteria informan dalam penelitian ini yaitu (1) Masyarakat melayu Kutaringin yang melaksanakan tradisi bamandi basunat (2) Bidan kampung  (3) Kepala adat melayu Kutaringin. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik obseravasi ke lapangan, wawancara mendalam dengan 4 informan, dan dokumentasi. Selanjutnya analisis dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

 

Hasil penelitian menemukan bahwa (1) Proses pelaksanaan tradisi bamandi basunat yaitu terbagi menjadi tiga persiapan, pelaksanaan dan penutup. Tahap persiapan dimulai dengan menyiapkan air bamandi, kembang, mayang, laung kuning, tumpang gagaok, kasai, dan tampung tawar. Pelaksanaan tradisi bamandi basunat dilaksanakan pada siang hari setelah sholat zuhur dimulai dengan anak laki-laki dimandikan oleh bidan kampung dan dilanjutkan memakai laung kunin, memakan tumpang gagaok dan batampung tawar. Setelah anak selesai disunat dilanjutkan mebaca doa selamat dan makan bersama sebagai tahap penutup. (2) Makna yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat yaitu sebagai membersihkan diri, sebagai menolak bala dan menghidari dari gangguan makhluk halus dan sebagai rasa syukur. (3) Nilai yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat yaitu nilai vital, nilai estetikan dan nilai religius.

Berdasarkan penelitian ini, disarankan masyarakat melayu Kutaringin tetap terus menjaga dan melestrarikan tradisi yang ada sebagai identitas lokal dan untuk pemerintah terkait harus ikut andil dalam menjaga dan mempromosikan budaya lokal sebagai aset wisata budaya daerah guna meningkatkan daya tarik wisatawan.

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI