Bekantan adalah primata endemik Kalimantan yang status konservasinya terancam punah. Dalam rangka menunjang program konservasi untuk meningkatkan populasi bekantan, sangat penting dilakukan penelitian. Perilaku seksual bekantan, karena merupakan faktor kunci keberhasilan reproduksi untuk kelangsungan hidup spesies yang terancam punah ini. Metode pengamtan perilaku seksual bekantan menggunakan metode ad libitum sampling dan focal animal sampling dengan objek bekantan di Pusat Rehabilitasi Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia yaitu bekantan jantan dewasa dan bekantan betina dewasa yang berumur kurang lebih 10 tahun. Durasi waktu pengamatan selama 50 hari dengan mengidentifikasi perilaku seksual dan aktivitas harian. Berdasarkan hasil pengamatan, bekantan melakukan aktivitas harian untuk istirahat, gerak, selisik, makan, antagonistik, dan bermain dengan persentasi secara berturut-turut 42,50%; 26,04%; 17,15%; 9,29%; 0,86%; dan 0,13%. Perilaku seksual bekantan terdiri dari pra-kopulasi (dengan wajah cemberut dan mounting), saat kopulasi (intromisi dan ejakulasi), dan pasca kopulasi (membersihkan alat kelamin, istirahat). Aktivitas kopulasi dilakukan pada pagi-sore hari (06.00-18.00), tidak pernah terdeteksi pada malam hari. Persentase frekuensi kopulasi tertinggi adalah 41,17% (sebanyak 35 kali) pada interval waktu 10.00-14.00, 30,6% (sebanyak 26 kali) dan 28.23% (sebanyak 24 kali) pada interval waktu 06.00-10.00 dan 14.00-1800, secara berurutan. Perilaku masturbasi juga sering diamati (1,33%) pada jantan. Persentase tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase frekuensi pra-kopulasi dan kopulasi, yaitu masing-masing sebesar 1,15% dan 0,96%.

Kata kunci: Bekantan, perilaku seksual, kopulasi, pusat rehabilitasi