PERBANDINGAN FUZZY-DEMPSTER-SHAFER DAN FAHP-DEMPSTER-SHAFER (Studi Kasus: Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Kedelai) (Oleh: Bima Riznova Rahmana; Pembimbing: Muliadi, S.Kom, M.Cs dan Dodon T. Nugrahadi, S.Kom, M.Eng; 2018; 68 halaman)
Di era kemajuan dalam bidang komputer dan informatika yang semakin pesat sekarang ini teknologi memegang peranan yang tidak terlepas kaitanya dengan teknologi komunikasi. Didalam sistem pendukung keputusan berbagai macam metode pun bermunculan dengan keakuratan yang bervariasi. Seperti metode Fuzzy, metode Fuzzy adalah metode yang sangat fleksibel, memiliki toleransi, dan mudah dimengerti. Logika Fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungi nonlinear yang sangat kompleks, dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung. Metode FAHP adalah metode yang menggabungkan metode Fuzzy dengan AHP dimana Fuzzy menutupi kelemahan yang terdapat pada AHP, yaitu permasalahan terhadap kriteria yang memiliki sifat subjektif lebih banyak. Inti dari Fuzzy AHP terletak pada perbandingan berpasangan yang digambarkan dengan skala rasio yang dihubungkan dengan skala Fuzzy. Dempster Shafer cocok digunakan untuk sistem pakar ini karena dapat membagi bukti secara terpisah baru dihitung nilai probabilitasnya menggunakan fungsi densitas gejala. Maka dari itu, sistem analisis kali ini membandingkan metode Fuzzy-Dempster Shafer dan FAHP-Dempster Shafer. dimana Fuzzy dan FAHP sebagai input data dan pembobotan, sedangkan Dempster Shafer untuk memproses pembobotan, perangkingan dan pengambilan keputusan. Sistem pakar diagnosa hama/penyakit tanaman kedelai ini mendapatkan nilai kesesuaian 96% untuk metode FAHP-Dempster Shafer dan 88% untuk metode Fuzzy-Dempster Shafer dari total 25 tes yang diujikan.
Kata kunci : Sistem Pakar, Tanaman Kedelai, Logika Fuzzy, Fuzzy-AHP, Dempster Shafer, Perbandingan