DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | Pemanfaatan Tepung Ampas Sari Kedelai (Okara) sebagai Bahan Altematif Pembuatan Cake dan Biskuit untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan | |
PENGARANG | : | FEBTU ARISANDI | |
PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
TANGGAL | : | 2022-01-18 |
Banjarbaru. Industri pengolahan sari kedelai yang kian banyak di masyarakat
menyebabkan limbah pengolahan produk sari kedelai juga semakin banyak.
Limbah ini apabila tidak ditangani segera akan menyebabkan kerusakan pada
lingkungan. Salah satu limbah sari kedelai tersebut adalah limbah padat berupa
ampas sari kedelai. Limbah ini dapat menyebabkan bau yang menyengat akibat
proses fermentasi. Oleh karena itu perlu suatu tindakan proses penanganan agar
limbah ini tidak merusak lingkungan; salah satu caranya adalah mengubah limbah
sari kedelai menjadi tepung ampas sari kedelai. Tepung ampas kedelai (okara) dapat
dijadikan bahan subtitusi pembuatan produk cake dan biskuit.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi bahan pembuatan
produk cake dan biskuit, menganalisis tingkat kesukaan responden terhadap
keseluruhan parameter: warna, aroma, rasa dan tekstur produk cake dan biskuit,
serta menilai tingkat efisiensi pemanfaatan limbah ampas sari kedelai menjadi
tepung ampas sari kedelai (okara) pada produk cake dan biskuit berbahan subtitusi
tepung ampas sari kedelai (okara). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Pengolahan Hasil dan Kultur Jaringan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Binuang Provinsi Kalimantan Selatan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian, Kementerian Pertanian. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dan ekseperimen, dimana dimulai dari pembuatan tepung ampas kedelai
(okara), kemudian penetapan formulasi produk cake dengan perbandingan untuk
tepung ampas kedelai dan tepung terigu adalah 25% : 75% (F1), 50% : 50% (F2),
75% : 25% (F3), sedang untuk produk biskuit 30% : 70% (F1), 60% : 40% (F2),
dan 80% : 20% (F3). Selanjutnya, produk yang dihasilkan akan disampaikan ke
responden untuk dilakukan uji organoleptik hedonik berdasarkan penilaian
penerimaan kesukaan oleh responden tidak terlatih. Kemudian, responden menilai
produk berdasarkan tingkat kesukaan (hedonik) responden terhadap produk cake
dan biskuit dengan parameter: warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan.
Responden yang digunakan adalah responden yang telah mengenal produk cake dan
biscuit. Penetapan responden dilakukan secara acak yang sebelumnya dilakukan
konfirmasi tentang pengetahuan responden terhadap produk yang diujikan yaitu
cake dan biskuit.
Berdasarkan hasil uji kesukaan responden terhadap produk cake didapatkan
hasil penerimaan responden secara keseluruhan parameter produk dengan nilai
tertinggi pada perlakukan F2 dengan persentase subtitusi tepung ampas sari kedelai
(okara) dan tepung terigu 50% : 50%, dengan nilai rata-rata penerimaan sebesar
3,57. Secara keseluruhan penerimaan produk cake dengan nilai skala diatas 3 dapat
diartikan produk dapat diterima oleh responden. Sedangkan uji kesukaan pada
produk biskuit didapatkan hasil penerimaan responden secara keseluruhan
parameter produk dengan nilai tertinggi pada produk biskuit yaitu pada perlakuan
F3 dengan persentase subtitusi tepung ampas sari kedelai (okara) dan tepung terigu
80% : 20%, dengan nilai rata-rata penerimaan sebesar 3,47. Pada produk biskuit
secara keseluruhan dapat diterima oleh responden karena memiliki nilai di atas
skala 3. Efisensi pemanfaatan limbah padat pengolahan sari kedelai berupa ampas
sari kedelai menjadi tepung ampas sari kedelai (okara) sebesar 60%. Pemanfaatan
tepung ampas sari kedelai (okara) sebagai bahan alternatif pembuatan produk
bakeri mampu mensubtitusi terigu dalam pembuatan cake sebesar 50% dan biskuit
sebesar 80%.
NO | DOWNLOAD LINK |
1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI