POLA PENGGUNAAN DAN INTERAKSI OBAT OLANZAPIN PADA PASIEN
GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM
KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 (Oleh Muhammad Najmi Hilal;
Pembimbing: Noor Cahaya & Herningtyas Nautika Lingga: 2018; 79 halaman)
Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Kalimantan Selatan (sejumlah 0,7-5,1 per
seribu penduduk). Olanzapin merupakan salah satu yang dapat diberikan pada
penderita gangguan kejiwaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola
penggunaan dan potensi interaksi olanzapin dengan obat-obat lainnya pada pasien
rawat inap gangguan jiwa di RSJ Sambang Lihum. Penelitian ini adalah penelitian
non eksperimental dengan metode observasional deskriptif dan pengambilan data
yang dilakukan secara retrospektif. Populasi penelitian adalah rekam medik pasien
gangguan jiwa memuat olanzapin di RSJ Sambang Lihum pada periode Januari –
Agustus 2017 yang memenuhi kriteria penelitian. Jumlah subyek penelitian sebanyak
81 pasien. Hasil penelitian menunjukkan indikasi penggunaan olanzapin paling
banyak ditujukan pada pasien yang mengalami skizofrenia (67,91%), episode manik
(11,12%), gangguan skizoafektif (8,64%), gangguan afektif bipolar (7,40%), episode
depresi (3,70%) dan demensia (1,23%). Rute Penggunaan Olanzapin secara oral
(39,50%), secara IM (40,74%) dan secara kombinasi oral dan intramuskular
(19,76%). Dosis dan Frekuensi pemberian olanzapin paling banyak penggunaan
olanzapin 10 mg 1 kali Sehari (77,53%). Penggunaan yang paling sedikit yaitu
penggunaan olanzapin 2,5 mg 1 kali Sehari (1,12%). Selain itu berdasarkan hasil
analisis didapatkan potensi Interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah interaksi
dengan tingkat keparahan signifikan 256 kejadian (99,62%) dan tingkat keparahan
serius 1 kejadian (0,38%).
Kata kunci : Gangguan Jiwa, Olanzapin, Interaksi Obat