DIGITAL LIBRARY



JUDUL:MODEL PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BANJAR
PENGARANG:Sri Setyati
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-01-20


Permasalahan lahan pertanian adalah dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan lahan untuk kebutuhan selain pertanian akan semakin bertambah sehingga menyebabkan konversi lahan sehingga terjadi penurunan luas lahan pertanian.  Kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan menjadi keharusan untuk suatu daerah agar bisa mempertahankan lahan pertanian. Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) merupakan upaya pemerintah mempertahankan lahan pertanian pangan, akan tetapi konflik kepentingan dengan pembangunan bidang lain bisa menjadi suatu permasalahan, untuk itu diperlukan suatu usaha pengelolaan untuk membantu implementasi kebijakan perlindungan lahan pertanian.  Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi eksisting, menganalisis status keberlanjutan dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan hukum kelembagaan sebagai dasar untuk menyusun model pengelolaan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Penelitian dilaksanakan di kawasan pertanian pangan berkelanjutan (P2B) Kabupaten Banjar yang wilayah pertaniannya sebagian besar lahan gambut.  Metode penelitian menggunakan analisis deskripsi untuk mengetahui kondisi eksisting, pendekatan Multidimensional Scaling (MDS) melalui teknik ordinasi Rapid Apraisal for Peat (Rap-Peat) yang merupakan analisis untuk mengevaluasi keberlanjutan secara multidimensi serta analisis Interpretive Structural Modeling (ISM) untuk mengetahui faktor kunci dalam pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Banjar.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa status keberlanjutan pengelolaan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Banjar adalah dalam kategori kurang berkelanjutan dengan nilai indeks 49,03.  Kelima dimensi yang menjadi penilaian keberlanjutan menunjukkan bahwa ada tiga dimensi yang tergolong dalam kategori cukup berkelanjutan yaitu dimensi ekologi (57,91), dimensi sosial (53,34) dan dimensi teknologi (50,60).  Dimensi yang tergolong dalam kategori kurang berkelanjutan adalah dimensi ekonomi (46,45) dan dimensi hukum dan kelembagaan (36,85). Model pengelolaan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Banjar dibangun berdasarkan faktor kunci pembinaan, pengendalian dan pengawasan dibangun model skenario.  Model skenario yang dibangun adalah  I dengan optimalisasi pembinaan, skenario II dengan optimalisasi pembinaan dan pengendalian dan skenario III adalah optimalisasi ketiga faktor kunci. Ketiga skenario model tersebut dapat meningkatkan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan LP2B, akan tetapi model skenario III yang mampu meningkatkan menjadi status  sangat berkelanjutan (baik). Model skenario III dibangun dengan strategi  peningkatan produktivitas lahan, peningkatan kesejahteraan petani, kaderisasi petani, peningkatan pendidikan dan pelatihan, serta penerapan kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI