Kecamatan Cempaka memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, hal ini juga terkait dengan dibangunnya fasilitas perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Banjir di DAS Mesjid Jami terjadi akibat meluapnya Sungai Tiung dan Sungai Kuranji. Perkembangan kecamatan Cempaka yang begitu pesat mengakibatkan limpasan air permukaan (runoff) dan koefisien aliran menjadi meningkat sehingga memerlukan pengendalian debit puncak dan hal itu juga mengakibatkan waktu konsentrasi menjadi sangat cepat, berubahnya tata guna lahan menjadi tidak terkontrol terlebih hal ini diperparah dengan rendahnya kualitas lingkungan yang disebabkan ketidakdisiplinan penduduk dalam membuang sampah di sungai/saluran drainase.. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis Sungai Tiung dalam rangka pengendalian banjir. Pada penelitian ini, perhitungan dalam menganalisis Sungai Tiung ini diperlukan beberapa analisis seperti analisis hidrologi yang mencakup analisis curah hujan maksimum dengan metode Analisa Frekuensi (Normal, Gumbel, Log Normal dan Log Pearson Tipe III) dimana banjir yang terjadi karena tingginya intensitas hujan dihitung dengan Metode Log Pearson Tipe III. Intensitas curah hujan maksimum dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe dan untuk perhitungan debit banjir rancangan dihitung dengan menggunakan Metode Rasional. Selain itu penelitian ini juga dibantu dengan program ArcGIS 10.1 untuk memperoleh karakteristik topografi dan tata guna lahan.  Berdasarkan hasil dari analisa hidrologi dan analisa hidraulika, didapat debit banjir rancangan dengan kala ulang 10 tahun sebesar 64,339 m3/s  maka saluran yang ada pada saat ini tidak mampu menampung kapasitas debit banjir rancangan. Sehingga dilakukan penanganan tata air kawasan dengan alternatif penanganan yaitu dengan normalisasi saluran, metode reboisasi, dan perencanaan penambahan kolam tampungan.
 
Kata Kunci: Sungai Tiung, Normalisasi, Reboisasi, Kolam Tampungan