ABSTRAK
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN NEONATAL
(Studi Observasional Analitik di Kabupaten Banjar)
Rina Herniati
Berdasarkan target penurunan angka kematan neonatal pada SDG’s 2016 yaitu sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal di Kalimantan Selatan tahun 2016 sebanyak 697 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten Banjar sebanyak 91 kematian per 1.000 kelahiran neonatal di Kabupaten Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kematian neonatal di Kabupaten Banjar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control. Populasi yang digunakan adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi meninggal pada usia 0-28 hari dan melahirkan bayi hidup di Kabupaten Banjar. Sampel yang diteliti berjumlah 64 dengan 32 sampel kasus dan 32 sampel kontrol orang dan diambil dengan teknik simple random sampling untuk kasus dan purposive sampling untuk kontrol. Analisis menggunakan uji chi square dan uji fisher exact dengan α=5% dan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor risiko jenis kelamin bayi (p-value=0,0001), pendidikan ibu (p-value=0,007), penghasilan keluarga (p-value=0,005), pelayanan antenatal (p-value=0,020), asfiksia (p-value=0,0001) dan BBLR (p-value=0,0001) serta tidak ada hubungan antara faktor risiko usia ibu (p-value=0,452), penolong persalinan (p-value=1,000) dan paritas (p-value=0,364) dengan kematian neonatal. Keseimpulan dari penelitian ini adalah adanya faktor risiko jenis kelamin bayi, pendidikan ibu, penghasilan keluarga, pelayanan antenatal, asfiksia dan BBLR dengan kematian neonatal.
Kata-kata kunci: kematian neonatal, jenis kelamin bayi, pendidikan ibu, penghasilan keluarga, pelayanan antenatal, asfiksia