DIGITAL LIBRARY



JUDUL:TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI KARET DI DESA SUNGAI ALANG KECAMATAN KARANG INTAN
PENGARANG:RAUDATINA
PENERBIT:FAKULTAS PERTANIAN
TANGGAL:2018-07-04


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi petani
karet (umur, pendidikan formal, luas lahan, pendapatan petani dan pengalaman),
serta mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga petani karet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan sosial ekonomi keluarga
petani karet di desa Sungai Alang Kecamatan Karang Intan relatif baik karena
sebagian besar petani berada dalam usia produktif (63,33%), pengalaman
berusahatani yang cukup lama rata-rata 14 tahun, dengan jumlah tanggungan
keluarga rata-rata 4 orang, untuk pekerjaan masyarakat lebih banyak bekerja
sebagai petani karet saja, pendapatan petani cukup bagus dengan rata-rata Rp
22.097.227/tahun, untuk kepemilikan lahan sangat bagus karena hak milik sendiri
dan untuk luasan lahan rata-rata 1,25 ha, tetapi dalam pendidikan masih kurang
karena rata-rata petani hanya lulusan SD (43,33%).
Responden keluarga petani karet di Desa Sungai Alang Kecamatan Karang
Intan terbesar berada pada tahapan keluarga sejahtera II yakni sebanyak 10
responden (33,34%) dan terendah pada tahapan keluarga pra sejahtera yakni
sebanyak 4 responden (13,33%). Penyebab banyaknya keluarga sejahtera II
karena sebagian petani responden sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar
dan kebutuhan sosial psikologisnya. Keluarga pra sejahtera sebanyak 4 orang
petani responden (13,33%). Faktor dominan penyebab responden jatuh pada
tahapan keluarga pra sejahtera karena tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya dari segi kesehatan. Keluarga Sejahtera I sebanyak 9 orang petani
responden (30%). Faktor dominan penyebab petani responden jatuh pada tahap
keluarga sejahtera I karena anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan selain kepala keluarga tidak ada dan ada yang memiliki luas lantai
rumah paling kurang 8m². Keluarga sejahtera II sebanyak 10 orang petani
responden (33,34%). Faktor dominan penyebab responden jatuh pada tahap
keluarga sejahtera II karena petani responden tidak memiliki tabungan dalam
bentuk uang maupun barang. Keluarga sejahtera III sebanyak 7 orang petani
responden (23,33). Faktor dominan penyebab responden jatuh pada tahap
keluarga sejahtera III karena belum dapat memenuhi tahapan keluarga sejahtera
III+ seperti memberikan sumbangan materil untuk kegiatan sosial dan aktif
sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan institusi masyarakat.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI