DIGITAL LIBRARY



JUDUL:HUBUNGAN TINGKAT KEMATANGAN GAMBUT TERHADAP KEMAMPUAN BASAH (WETTABILITY) TANAH GAMBUT
PENGARANG:WAHYU CANDRA KIRANA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-05-19


Wahyu Candra Kirana. "Hubungan Tingkat Kematangan Gambut Terhadap Kemampuan Basah (Wettability) Tanah Gambut", dibawah bimbingan Ir. Abdul Haris, M.Si dan Dr. Afiah Hayati, SP. MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan lama waktu pengovenan dan lama waktu perendaman terhadap kemampuan basah tanah gambut (wettability) pada tingkat kematangan gambut fibrik, hemik, dan saprik. Penelitian dilakukan dengan pengambilan tanah bahan percobaan dan klasifikasi gambut pada 3 tingkatan kematangan gambut yang berbeda, dilanjutkan pengeringan gambut ke tingkat mendekati kadar air kritis (KAK) melalui 6 waktu pengovenan, pengamatan kadar air dari gambut yang telah dilakukan perendaman dengan 4 waktu berbeda, dan dilakukannya 3 kali pengulangan sehingga menghasilkan 72 unit satuan percobaan pada tiap kematangan gambut. Analisis data yang akan dilakukan berupa pembuatan pola hubungan antara lain: melihat pola regresi hubungan kematangan gambut, lama waktu pengovenan, dan lama waktu perendaman berbeda sebagai independen vairabel terhadap kemampuan basah gambut (wettability) sebagai dependen variabel.  

Hasil analisis kandungan serat untuk menentukan tingkat kematangan tanah gambut dengan metode Fiber Volume Rubbed menunjukan bahwa kematangan gambut fibrik 75% (mentah), hemik 55% (setengah matang), dan saprik 12% (matang). Hasil wettability menunjukan nilai rerata untuk lama waktu perendaman 5, 10, 15, dan 20 menit dan pada lama waktu pengovenan 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit, prosentase air paling tinggi pada proses wettablity selalu terjadi pada kematangan saprik dan berturut-turut di ikuti oleh hemik dan fibrik.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI