Bahan anorganik tanah lahan rawa Jejangkit umumnya mengandung zat besi (Fe), seperti Fe2+. Zat besi (Fe2+) juga berdampak negatif bagi tanaman budidaya. Sedangkan, terdapat bakteri yang mampu mengoksidasi besi (Fe), misalnya Fe2+ menjadi Fe3+. Sesuai dengan hal tersebut, maka penelitian ini  bertujuan untuk  mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri yang mampu mengoksidasi besi (Fe3+). Pengambilan sampel tanah di Muara Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, isolasi dan karakterisasi berdasarkan pengamatan morfologi dan karakterisasi fisiologis. Sifat morfologi yang diamati meliputi morfologi koloni  (bentuk dan warnanya) dan morfologi sel (bentuk sel, pewarnaan gram, motilitas, dan pewarnaan endospora). Karakterisasi fisiologis yang diamati meliputi: indol, katalase, oksidase, TSIA, H2S, dan uji kemampuan bakteri pengoksidasi besi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan mengkarakterisasi bakteri berdasarkan sifat morfologi dan karakterisasi fisiologisnya didapatkan hasil pada isolat cair IO-501 dan IO-502 yang merupakan bakteri pengoksidasi besi jenis Thiobacillus, ditunjukkan dengan hasil positif dengan perubahan warna bening menjadi kuning kecoklatan (berwarna karat), dimana bakteri jenis ini mampu mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. Penelitian lanjutan perlu dilakukan sampai urutan gen ribosom rRNA 16S untuk melihat jenis spesiesnya, tapi berdasarkan hasil penelitian ini menguatkan hipotesis bahwa bakteri Thiobacillus ini merupakan salah satu bakteri yang mampu hidup bertahan dalam tanah lahan rawa Jejangkit yang mampu mengoksida besi (Fe3+) dengan kandungan besi (Fe) yang tinggi.

Kata kunci : Thiobacillus, tanah lahan rawa, oksidasi Fe