Lahan gambut di Kalimantan Selatan cukup sering mengalami kebakaran hutan akhir akhir ini. Untuk itu, mengetahui ketersediaan dan kecukupan air di lahan gambut merupakan hal yang krusial untuk diteliti. Hutan Lindung Liang Anggang terbagi menjadi 2 blok yang berlokasi di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru pernah mengalami kebakaran dan hal itu mengganggu berbagai aspek bermasyarakat. Pengelolaan lahan yang benar akan berdampak baik untuk jangka waktu yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecukupan ketersediaan dan kebutuhan air serta menetapkan kondisi neraca air dalam sebaran spasial serta temporal di kawasan Hutan Lindung Liang Anggang. Metode analisis yang dilakukan diantaranya pengumpulan data meteorologi dari tahun 2012-2021, serta data tata guna lahan yang selanjutnya data diproses mengunakan beberapa tahap analisis dari analisis hujan bulanan rata-rata, metode Penman Monteith untuk perhitungan evapotranspirasi, serta selisih muka air tanah yang didekati dengan nilai indeks kekeringan. Metode neraca air digunakan modifikasi metode Thompson untuk menentukan besaran neraca airnya di lokasi penelitian. Hasil analisis perhitungan didapat pada Bulan Mei mengalami defisit air yang mana terjadi hingga Bulan Oktober dan mengalami puncak defisit air pada Bulan September sebesar 135,25 mm. Bulan November kembali mengalami surplus air hingga Bulan April dan puncaknya terjadi pada Bulan Desember sebesar 274,69 mm. Berdasarkan analisis spasial dan temporal memasuki Bulan Mei sampai Bulan Oktober mengalami defisit air dan puncak defisit air terjadi pada Bulan September. Sedangkan di Bulan Oktober sampai Bulan April mengalami surplus air dan puncaknya terjadi pada Bulan Desember.
Kata Kunci : air masuk (inflow), air keluar (outflow), neraca air, Hutan Lindung Liang Anggang.