ABSTRAK

Kota Banjarmasin, sebagai ibukota provinsi memiliki masjid terbesar di Kalimantan Selatan bernama Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Dalam beberapa kurun waktu terakhir, intensitas curah hujan ekstrim terjadi pada berbagai wilayah di Kalimantan, termasuk Kota Banjarmasin hingga menyebabkan berlebihnya limpasan permukaan dan sebagian besar melimpas ke jalan. Untuk memanfaatkan kelebihan limpasan tersebut, dilakukan upaya konservasi air dengan teknik pemanenan air hujan (rain water harvesting) melalui atap. Sehingga dapat mengurangi kelebihan limpasan permukaan dan menghemat pemakaian air PDAM sebagai sumber satu-satunya air bersih di Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis jumlah kebutuhan air bersih, menganalisis potensi penggunaan instalasi pemanenan air hujan sebagai alternatif sumber air bersih, dan mengetahui pengelolaan sistem PAH pada Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Pemanenan air hujan hanya melalui atap, pada aspek kuantitas air bukan pada kualitas air. Digunakan metode survey kepada badan pengelola masjid dan jamaah untuk mengetahui jumlah pemakaian air PDAM per bulan serta perilaku jamaah terhadap penggunaan fasilitas masjid.

Dari hasil perhitungan analisis jumlah kebutuhan air bersih adalah sebesar 43.875 liter/hari dengan jumlah jamaah rata-rata 375 orang. Sehingga dalam setahun rata-rata kebutuhan air bersih di Masjid Raya Sabilal Muhtadin adalah sebesar 16.797,84 m³. Dalam satu tahun, rata-rata volume air hujan yang dapat dipanen dari atap adalah sebesar 13.818,36 m³. Potensi pemanenan air hujan ini memberikan kontribusi sebesar 85% dari pemakaian air secara keseluruhan. Penelitian Sistem PAH ini memberikan salah satu alternatif penyediaan sumber air bersih bagi pemenuhan kebutuhan air Masjid Sabilal Muhtadin.

Kata kunci: pemanenan air hujan, air hujan, kebutuhan air bersih, Masjid RayaSabilal Muhtadin