DIGITAL LIBRARY
 | JUDUL | : | IDENTIFIKASI DAERAH BEKAS TERBAKAR DENGAN METODE NBR (Normalized Burn Ratio) DI WILAYAH KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN |
| PENGARANG | : | ABRAHAM PRAKOSO-224 | |
| PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
| TANGGAL | : | 2022-06-27 |
ABSTRAK
(Oleh: Abraham Prakoso, Pembimbing: Ichsan Ridwan, Sri Cahyo Wahyono; 2022, 51 Halaman)
Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang menimbulkan kerugian besar di setiap aspek. Kebakaran hutan dan kebakaran lahan di Kalimantan Selatan termasuk cukup tinggi karena kondisi wilayah merupakan kawasan hutan dan lahan gambut. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis daerah bekas terbakar di wilayah Kesatuan Hidrolagis Gambut (KHG) Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan data citra Landsat 7 ETM+ tahun 2009, Landsat 8 OLI/TIRS bulan tahun 2015, dan Sentinel-2 tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode dNBR (differenced Normalized Burn Ratio) dari selisih nilai NBR (Normalized Burn Ratio) sebelum dan sesudah kebakaran. Hasil dari penelitian ini daerah Bekas terbakar KHG tahun 2009 seluas 560,94 ha; tahun 2015 seluas 5.485,73 ha dan tahun 2019 seluas 120.700,29 ha. Berdasarkan klasifikasi tingkat kekritisan bekas kebakaran tahun 2009 Low Severity seluas 560,26 ha dan High Severity seluas 0,23 ha; tahun 2015 Low Severity seluas 5.449,21 ha dan High Severity seluas 2,06 ha; sedangkan Tahun 2019 Low Severity seluas 59.699,44 ha dan High Severity seluas 10.613,11 ha. Ketiga Tahun tersebut didominasi oleh Low Severity. Penyebab kebakaran hutan dan lahan ialah Faktor iklim dan manusia dengan mengikuti sifat monsunal yang dipengaruhi kejadian El Nino oleh parameter temperatur dan curah hujan,serta konversi lahan dan pembakaran vegetasi merupakan kegitan manusia dalam perubahan tutupan lahan.
Kata kunci:Daerah Terbakar, Landsat 7 ETM+, Landsat 8 OLI/TIRS, Sentinel-2, differenced Normalized Burn Ratio (dNBR), normalized burn ratio (NBR), Kesatuan Hidrolagis Gambut (KHG)
--
ABSTRACT
(By: Abraham Prakoso, Supervisors: Ichsan Ridwan, Sri Cahyo Wahyono; 2022, 51 Page)
Forest and land fires are disasters that cause huge losses in every aspect. Forest fires and land fires in South Kalimantan are quite high because the condition of the area is a forest and peatland area. This study aims to map and analyze burned areas in the Peat Hydrolagic Unit (PHU) area of South Kalimantan Province based on landsat 7 ETM+ imagery data in 2009, Landsat 8 OLI/TIRS in 2015, and Sentinel-2 in 2019. This study used the dNBR (differenced Normalized Burn Ratio) method from the difference in NBR (Normalized Burn Ratio) values before and after the fire. The results of this study were KHG burned area in 2009 covering an area of 560.94 ha; in 2015 an area of 5,485.73 ha and in 2019 an area of 120,700.29 ha. Based on the classification of the criticality level of the 2009 fire scar Low Severity covering an area of 560.26 ha and High Severity covering an area of 0.23 ha; in 2015 Low Severity covering an area of 5,449.21 ha and High Severity covering an area of 2.06 ha; while in 2019 Low Severity covering an area of 59,699.44 ha and High Severity covering an area of 10,613.11 ha. The three years were dominated by Low Severity. The causes of forest and land fires are climatic and human factors by following the monsoon nature influenced by El Nino events by temperature and rainfall parameters, as well as land conversion and vegetation burning are human activities in land cover change.
Keyword: Burned Area, Landsat 7 ETM+, Landsat 8 OLI/TIRS, Sentinel-2, differenced Normalized Burn Ratio (dNBR), normalized burn ratio (NBR), Peat Hydrolagic Unit (PHU)
| NO | DOWNLOAD LINK |
| 1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI