Latar belakang penelitian ini berawal dari adanya inovasi pelayanan publik

yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin berupa e-Government yaitu

Aplikasi Palui yang dinilai sebagai sebuah bentuk budaya baru dalam sistem

pelayanan di masyarakat. Dimana kajian ini dilihat pada implementasi Pemerintah

dalam pelayanan publik melalui Aplikasi Palui di Kota Banjarmasin. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian

deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program

Aplikasi Palui Pemerintah Kota Banjarmasin mengalami berbagai kendala dalam

proses pembuatan dan pengembangan Aplikasi Palui. Maka dalam penelitian ini

menggunakan teori Implementasi Merilee S. Grindle yang melihat sebuah kegiatan

implementansi dipengaruhi oleh isi kebijakan dan lingkungan kebijakan. Dengan

teori ini dapat diketahui bahwa dalam implementasi Aplikasi Palui bahwa

keterbatasan sumber daya dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan suatu program

sehingga dalam penyempurnaannya terhambat. Selain itu teori ini dapat dijadikan

tolak ukur dalam menilai keberhasilan atau tidaknya suatu kebijakan dan bagaimana

perubahan yang terjadi kepada masyarakat.

Adapaun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Bagian

Pemerintahan Kota Banjarmasin, sebagai pelaksana program ini diharapkan dapat

menambah sumber daya manusia yang saat ini masih dikatakan kurang untuk

pengembangan Aplikasi Palui. Perlu adanya sosialisasi dan bimbingan mengenai

konsep e-Government di setiap kelurahan, sehingga dapat mengurangi permasalahan

sumber daya manusia yang dimana ahli teknologi informasi masih sangat dibutuhkan

untuk dapat mengoperasikan Aplikasi Palui.