Latar Belakang: Anak usia sekolah dasar memiliki fase khusus dalam rongga mulutnya, yaitu fase transisi yang ditandai dengan perubahan gigi sulung menjadi gigi permanen. Kerusakan yang terjadi pada masa ini dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut dan menimbulkan berbagai penyakit di kemudian hari. Salah satu penyakit yang sering terjadi adalah karies. Berdasarkan RISKESDAS, prevalensi karies di Indonesia pada tahun 2018 adalah 57,6% dan Kalimantan Selatan 59,6%. Kejadian karies pada anak tidak lepas dari pola asuh yang diberikan oleh orang tua. Pola asuh dibagi menjadi pola asuh otoritatif, otoriter, dan permisif. Tujuan: Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan indeks def-t siswa di SDN Kebun Bunga 4 Banjarmasin. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 33 siswa kelas 1-3 SDN Kebun Bunga 4 Banjarmasin. Pengumpulan data meliputi data primer yang diperoleh melalui pemeriksaan langsung rongga mulut siswa dan pengisian PSDQ (Parenting style and Dimensional Questionnaire) untuk menentukan pola asuh. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan uji Spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh otoritatif. Indeks def-t siswa adalah 6,3 dalam kategori tinggi, dan tidak ada orang tua dengan pola asuh otoriter. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan indeks def-t siswa (p value = 0,371). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan indeks def-t siswa.

Kata kunci: Otoritarian, otoritatif, pola asuh, permisif, indeks def-t siswa

Koresponden: Dwi Indah Syaputri, Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Veteran Nomor 12B, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia; Email: dwiindahsyptr@gmail.com