PERBANDINGAN HASIL RAY TRACING MENGGUNAKAN MODEL
PREM DAN MODEL AK135 (STUDI KASUS : BOUNCE POINTS
SEKITAR KALIMANTAN) (Oleh: Rahmadi; Pembimbing : Dr. Fahruddin
dan Simon Sadok Siregar; 2018; 42 halaman)
Penelitian mengenai perbandingan hasil ray tracing menggunakan model
PREM dan model AK135 dengan bounce points di pulau Kalimantan atau
sekitarnya telah dilakukan. Data yang digunakan adalah 30 data kejadian
gempa yang didapat dari situs IRIS. Untuk membaca data digunakan Seismic
Analysis Code dan Ray tracing dilakukan dengan fase gelombang S
menggunakan software TauP yang keduanya berjalan pada sistem operasi
Linux. Hasil ray tracing berupa nilai jarak tempuh gelombang pada kedalaman
diskontinuitas kedua model yang digunakan. Jarak tempuh gelombang seismik
yang diperoleh pada kedua model kemudian dibandingkan dan diinterpolasi
dengan kedalaman diskontinuitas 210 Km, 410 Km dan 660 Km pada model
AK135 sebagai acuan. Rambat gelombang turun dari titik fokus gempa dan
rambat gelombang naik menuju ke permukaan diamati. Nilai jarak tempuh
gelombang yang didapatkan dari interpolasi sedikit berbeda pada setiap model
yang digunakan namun selisih nilainya dapat dikatakan cukup kecil yakni dari
0.00029586° sampai 2.69925926°. Perbandingan nilai jarak tempuh
gelombang yang didapatkan pada saat gelombang merambat turun pada
kedalaman 210 km dan 660 km adalah PREM lebih kecil dibanding AK135,
dengan persentasi rata-rata 99.42254% dan 99.40289%. Di kedalaman 410 km
model PREM lebih besar dari AK135 dengan persentasi rata-rata 100.33738%.
Sedangkan perbandingan nilai jarak tempuh gelombang yang diperoleh pada
saat gelombang merambat naik di kedalaman 660 km dan 210 km adalah
PREM lebih besar dari AK135 dengan persentasi rata-rata 100.08% dan
100.22% lalu di kedalaman 410 km adalah PREM lebih kecil dari AK135
dengan dengan persentasi rata-rata 99.99%.
Kata Kunci: AK135, PREM, Ray Tracing, SAC, TauP